Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fundamental dalam negeri tidak mampu menahan laju pemelahan rupiah di tengah tekanan dampak negatif virus corona.
Mengutip Bloomberg, Jumat (13/3) rupiah melemah 1,76% ke Rp 14.778 per dollar AS. Sementara, pada kurs tengah Bank Indonesia, rupiah melemah lebih dalam 2,24% ke Rp 14.815 per dollar AS.
Analis Monex Investindo Futures Ahmad Yudiawan mengatakan, faktor utama yang membuat rupiah makin melemah adalah masih karena perkembangan pandemi virus corona yang semakin menyebar hingga ke Indonesia.
Baca Juga: Tak berdaya, rupiah ditutup anjlok 1,73% ke Rp 14.778 per dolar AS
Akhirnya, sentimen dan faktor fundamental lain yang biasa bisa menahan bantalan pelemahan rupiah jadi pelaku pasar abaikan.
Yudiawan menyebut, penurunan harga minyak seharusnya bisa menambah daya penguatan nilai tukar rupiah tetapi karena fokus pelaku pasar masih pada pandemi corona, akhirnya rupiah tidak mampu menguat.
"Dollar AS juga diperdagangkan sedikit lebih lemah dibandingkan level pada satu minggu lalu, tetapi hal ini juga tidak bisa mendorong rupiah menguat," kata Yudiawan.
Sementara hingga saat ini, Indonesia mengkonfirmasi 34 kasus corona. "Sentimen-sentimen tersebut menjadi pertimbangan pelaku pasar sehingga menjauh dari rupiah," kata Yudiawan.
Baca Juga: Pemerintah gelontorkan stimulus untuk topang ekonomi, begini pendapat OJK
Bila kasus corona semakin parah dan luput dari pengawasan, Yudiawan memproyeksikan dalam jangka menengah rupiah berpotensi menyentuh Rp 15.000 per dollar AS. Sementara dalam jangka pendek rupiah berpotensi menguat karena aksi profit taking.
Untuk jangka panjang, Yudiawan mengatakan belum bisa memproyeksikan berdasarkan situasi saat ini. Penyebabnya, faktor utama yang mempengaruhi rupiah adalah sentimen sementara virus corona.
Baca Juga: Rupiah spot memperkecil pelemahan ke level Rp 14.695 per dolar AS pukul 15.00 WIB
Pada akhirnya, kini pelaku pasar menanti langkah pemerintah dalam mengatasi gejolak virus corona. Jika Indonesia mampu memberikan perlawanan pada pandemi corona dan jumlah orang yang terjangkit menurun maka rupiah berpotensi menguat.
Sejatinya, fundamental ekonomi dalam negeri berhasil tidak turun dalam. Inflasi Februari masih terjaga di level 2,98% dan cadangan devisa berjumlah US$ 130,4 miliar.
Meski begitu, kembali lagi faktor fundamental tidak bisa diserap pasar dan melemahkan rupiah. Namun, jika virus korona berhasil teratasi Yudiawan memproyeksikan rupiah bisa kembali dalam rentang Rp 14.200 per dollar AS-Rp 14.300 per dollar AS.
Baca Juga: Selepas tengah hari, rupiah kembali bergerak ke Rp 14.800 per dolar AS
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News