Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan lalu valuasi rupiah diperkirakan mampu mempertahankan posisinya pada pekan depan. Mata uang Garuda berpeluang mendapatkan sentimen positif dari rilis data neraca perdagangan domestik pada Senin (15/1) dan posisi indeks dollar Amerika Serikat (AS) yang masih menunjukkan pelemahan.
Di pasar spot, pada penutupan perdagangan Jumat (12/1) rupiah tercatat ditutup menguat 0,35% ke level Rp 13.353 per dollar AS dibanding sehari sebelumnya. Sedangkan jika mengacu pada kurs tengah Bank Indonesia valuasinya menguat 0,48% ke level Rp 13.362 per dollar AS.
Rully Arya Wisnubroto, ekonom PT Bank Mandiri Tbk melihat, penguatan rupiah terjadi karena imbas kejatuhan greenback terhadap mata uang lainnya. Mengutip Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat (12/1) indeks dollar AS melemah 0,96% ke level 90,974. Indeks semakin terpuruk setelah rilis data ekonomi yang mengecewakan.
Departemen Perdagangan AS merilis pertumbuhan penjualan eceran di bulan Desember 2017 hanya naik 0,4%. Padahal penjualan eceran di bulan November berhasil tumbuh 0,9%. Capaian ini juga lebih rendah dari perkiraan analis di level 0,5%
Sementara itu inflasi bulan Desember 2017 hasilnya dicapai lebih rendah dari sebelumnya. Meski inflasi inti di luar sektor makanan tumbuh dari 0,1% ke level 0,3% tetapi inflasi secara keseluruhan justru melemah dari 0,4% ke level 0,1%.
“Sedangkan dari domestik ada pengaruh capital inflow,” terangnya kepada Kontan.co.id.
Menurutnya sentimen positif tersebut masih akan berlanjut pada Senin (15/1). Di tambah dengan rilis neraca perdagangan yang hasilnya diproyeksikan membaik, ia menyakini mata uang Garuda mampu melanjutkan penguatannya di awal pekan.
Kenyakinan serupa juga diungkapkan oleh Lukman Leong, Analis PT Valbury Asia Futures. Ia beranggapan sajian data inflasi domestik Indonesia di Desember 2017 yang dirilis sebesar 0,71% mampu menjadi katalis positif bagi rupiah hingga rilis data bulan Januari.
“Fundamental rupiah masih cukup bagus,” ujar Lukman.
Apalagi dari AS, greenback masih tertekan pasca rilis data non farm payroll dan pertemuan Federal Open Market Commitee (FOCM) yang minim penjelasan. Kata Lukman, sebenarnya tanpa tambahan data neraca perdagangan yang positif, rupiah masih memiliki fundamental yang kuat.
Untuk Senin (15/1) mata uang Garuda diyakini tetap berada dalam tren bullish. Baik secara fundamental maupun teknikal peluang penguatannya masih cukup besar.
Lukman memperkirakan pada Senin rupiah mampu bertengger pada kisaran 13.300 – 13.350 per dollar AS. Sedangkan Rully menebak rupiah berada pada kisaran 13.340 – 13.410 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News