Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan indeks dollar Amerika Serikat (AS) berhasil menopang pergerakan rupiah sepanjang pekan ini. Sentimen dalam negeri juga ikut menopang penguatan kurs mata uang Garuda juga.
Jumat (12/1), di pasar spot, rupiah bergerak menguat 0,35% menjadi Rp 13.353 per dollar AS. Kurs tengah rupiah di Bank Indonesia (BI) juga menguat 0,48% ke level Rp 13.362 per dollar AS.
Cuma, sepekan terakhir rupiah cenderung bergerak sideways. Kurs spot rupiah cuma naik 0,42% sepekan terakhir. Sedang kurs tengah rupiah BI cuma naik 0,32%.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede menjelaskan, pelemahan indeks dollar AS menjadi sentimen utama yang mendorong penguatan kurs rupiah. Ditambah lagi pejabat European Central Bank (ECB) mengeluarkan pernyataan bernada hawkish. Sentimen keputusan Bank of Japan (BoJ) memangkas stimulus juga masih menekan dollar AS.
Alhasil dollar AS tertunduk di hadapan sebagian besar mata uang dunia. "Sebagian besar mata uang Asia ditutup menguat di Jumat," kata Josua, kemarin.
Tekanan bagi dollar AS bertambah karena prediksi data ekonomi Negeri Paman Sam yang akan dirilis cenderung negatif. Contoh, inflasi Desember AS diperkirakan hanya 0,1%. Angka ini di bawah inflasi November yang mencapai 0,4%.
Selain itu, penjualan eceran AS di Desember diramal cuma naik 0,5%. Bulan sebelumnya, penjualan ritel naik 0,8%. Kalau hasilnya sesuai atau di bawah ekspektasi, the greenback semakin tak bertenaga.
Posisi indeks dollar AS pun terus tergerus. Jumat (12/1) per pukul 17.40 WIB, indeks dollar AS anjlok 0,43% ke level 91,428. Dalam sepekan, indeks ini selalu diselubungi katalis negatif. Selain dari rencana BoJ, keinginan China mengurangi pembelian US treasury membuat dollar AS loyo.
Nizar Hilmy, Analis Global Kapital Investama Berjangka, menambahkan, dollar AS juga sulit menguat karena pasar masih ragu terhadap realisasi program reformasi pajak Presiden Donald Trump. "Pasar masih skeptis karena dampak pemotongan pajak baru terasa di pertengahan tahun," ujar dia.
Nizar meramal, pekan depan rupiah berpotensi meneruskan penguatan. Tapi pelaku pasar perlu waspada potensi koreksi, karena mata uang Garuda ini sudah menguat terlalu tajam.
Nizar memprediksi, sepekan ke depan rupiah bergerak pada kisaran Rp 13.330–Rp 13.400 per dollar AS. Sedang Josua memperkirakan rupiah akan bergerak di rentang Rp 13.325–Rp 13.425 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News