Reporter: Inggit Yulis Tarigan | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) kembali menarik perhatian analis pasar modal.
Berdasarkan data Bloomberg per Kamis (24/4), mayoritas analis memberikan rekomendasi positif terhadap emiten farmasi ini.
Dari 24 sekuritas yang tercatat dalam konsensus, sebanyak 19 analis atau sekitar 79,2% merekomendasikan buy dengan rata-rata target harga di level Rp 1.659 per saham.
Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) Pasang Target Pertumbuhan Konservatif, Cek Rekomendasi Analis
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo menilai, posisi Kalbe cukup solid dibandingkan para kompetitornya seperti PT Indofarma Tbk (INAF), PT Kimia Farma Tbk (KAEF), maupun PT Phapros Tbk (PEHA).
“Kalbe memiliki diversifikasi produk yang luas dan pangsa pasar yang besar. Kinerjanya pun cenderung lebih stabil dibandingkan para pesaing,” ujar Azis kepada Kontan.co.id.
Dari sisi valuasi, Azis mencatat saham KLBF saat ini diperdagangkan pada rasio price to earnings (P/E) sebesar 16,44 kali.
Angka ini masih lebih rendah dibandingkan rata-rata historis lima tahun terakhir yang berada di level 22,41 kali, menunjukkan potensi kenaikan harga saham masih terbuka lebar.
Kendati demikian, ia mengingatkan bahwa tantangan eksternal seperti pelemahan nilai tukar Rupiah berpotensi meningkatkan biaya produksi Kalbe, mengingat sekitar 60%–70% bahan baku masih berasal dari impor.
Meski begitu, langkah ekspansi dan inovasi Kalbe, khususnya di bidang bioteknologi, dinilai menjadi katalis positif dalam menopang pertumbuhan ke depan.
Baca Juga: Laba Diprediksi Tetap Tumbuh, Simak Rekomendasi Saham Kalbe Farma (KLBF)
“Potensi Kalbe sebagai saham pertumbuhan tetap terbuka. Namun, pelaku pasar saat ini cenderung bersikap defensif, sehingga performa keuangan tetap harus dicermati,” imbuh Azis.
Hal senada juga disampaikan Investment Analyst Edvisor Provina Visindo Indy Naila.
Ia menilai kekuatan utama Kalbe terletak pada stabilitas pendapatan dan profitabilitas, meski di tengah tekanan harga komoditas.
“Kalbe memiliki lini bisnis yang kuat, dengan rasio keuangan yang tetap stabil. Ini mencerminkan fundamental perusahaan yang kokoh,” ujarnya.
Indy mencatat valuasi KLBF saat ini berada di kisaran P/E 18 kali. Meski sedikit lebih tinggi dari rata-rata industri yang sekitar 13 kali, valuasi tersebut masih di bawah rerata historis Kalbe dalam tiga tahun terakhir, sehingga tetap menarik dari sisi investasi.
Baca Juga: Laba Kalbe Farma (KLBF) Melonjak 17,12% Jadi Rp 3,24 Triliun di Tahun 2024
Ia juga menyoroti segmen obat resep sebagai penopang utama kinerja Kalbe, terutama jika permintaan tetap tinggi dan margin dapat dijaga.
Selain itu, strategi ekspansi pasar dan inovasi produk dinilai akan menopang kinerja jangka panjang emiten ini.
“Faktor-faktor tersebut membangun kepercayaan investor terhadap fundamental Kalbe. Apalagi industri farmasi termasuk sektor defensif, sehingga cocok untuk investor dengan orientasi jangka pendek maupun panjang,” tutup Indy.
Selanjutnya: Kadin: Peta Jalan Transisi Energi Sektor Ketenagalistrikan Perlu Dukungan Insentif
Menarik Dibaca: BD & RDK Dharmais Sediakan Skrining Kanker Serviks Metode Pengambilan Sampel Mandiri
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News