kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

FREN Bakal Dilego ke Sejumlah Investor Strategis


Selasa, 26 Agustus 2008 / 21:10 WIB
FREN Bakal Dilego ke Sejumlah Investor Strategis


Reporter: Nuria Bonita,Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Persaingan yang semakin ketat di industri telekomunikasi membuat para operator telekomunikasi mulai berbenah diri. Salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan mengadakan konsolidasi antar operator. Saat ini, berdasarkan rumor yang beredar, operator yang sedang melakukan langkah tersebut adalah PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) dan PT Mobile-8 Telecom Tbk (FREN).

Kedua produsen yang bermain di ranah operator berbasis jaringan tetap itu kini sedang melakukan negosiasi dengan sejumlah pihak. Menurut seorang sumber KONTAN yang mengetahui rencana tersebut, kedua belah pihak masih dalam tahap melakukan penilaian terhadap masing-masing perusahaan.

Untuk itu, ia mengungkapkan bahwa proses negosiasi kedua belah pihak masih sangat awal dan tidak akan terwujud dalam waktu dekat. Namun skema yang akan ditempuh adalah dengan cara pertukaran saham (share swap).  

Direktur Keuangan Bakrie Telecom Jastiro Abi tak membantah atau pun membenarkan niatan konsolidasi antar operator telekomunikasi termasuk antara FREN dan BTEL. "Kami pokoknya fokus organic growth, ada target pelanggan dan target pendapatan yang harus dicapai," tuturnya.

Konsolidasi Operator Akibat Persaingan yang Ketat

Namun sebetulnya, FREN kini tengah menjajaki untuk melakukan penawaran sahamnya pada sejumlah investor strategis. Dari kabar yang beredar di kalangan pelaku pasar, Mobile-8 saat ini memang menjadi sasaran empuk untuk diakuisisi. "Mereka sedang melakukan negosiasi dengan beberapa investor, termasuk asing," ungkap seorang pelaku pasar yang mengetahui hal tersebut.  

Kepala Hubungan Investor Global Mediacom David Fernando Audy mengungkapkan, bahwa Mobile-8 saat ini memang akan melakukan aksi korporasi. Akan tetapi, ia masih enggan mengungkapkan bentuk aksi korporasi tersebut. "Tapi kalau menjual, kami akan menjual ke perusahaan telekomunikasi, memang seharusnya seperti itu," tuturnya.

Hari ini (26/8), Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan untuk sementara waktu perdagangan saham FREN. Sebab, kabar mengenai akuisisi BTEL atas saham FREN ini begitu santer beredar. Namun BEI akhirnya kembali membuka perdagangan saham FREN mulai besok (27/8) setelah manajemen Mobile 8 memberikan keterangan bahwa pembeli 15,8% saham FREN adalah beberapa pemodal bukan BTEL. Memang, beberapa waktu lalu Global Mediacom telah menjual 15,8% saham FREN sehingga kepemilikan sahamnya berubah dari 66,8% menjadi 51%.

Di luar konsolidasi antara FREN dan BTEL, kabarnya operator telekomunikasi lain juga gencar melakukan konsolidasi demi bisa bertahan dalam persaingan usaha di telekomunikasi yang sangat ketat. Sejumlah operator telekomunikasi baik GSM maupun CDMA tengah melakukan pembicaraan untuk melakukan kerja sama.

Direktur Smart Telecom Ubaidillah Fatah mengungkapkan bahwa ke depan akan ada restrukturisasi operator telekomunikasi. Sehingga, nantinya, akan ada penciutan jumlah operator dibandingkan dengan saat ini.

Namun, ia menampik bahwa sekarang antar operator telekomunikasi sudah mulai ada pembicaraan ke arah sana. Ia pun mengaku SMART belum mendapat tawaran atau pun negosiasi dengan operator mana pun. "Kami masih konsolidasi internal," tuturnya.

Analis BNI Securities Akhmad Nurcahyadi mengemukakan, bahwa saat ini jumlah operator telekomunikasi sudah terlalu banyak. Persaingan yang begitu ketat membuat para pemain kecil di industri telekomunikasi arahnya akan melakukan aliansi kerja sama usaha. Namun, hal itu menurutnya tak akan dilakukan oleh operator telekomunikasi besar seperti Telkom dan Indosat.

Mengenai FREN dan BTEL, ia melihat bahwa aksi yang mungkin terjadi adalah proses akuisisi BTEL terhadap FREN. "BTEL lebih besar dibandingkan FREN," ungkapnya. Sebagai gambaran, Akhmad menghitung saat ini price to earning ratio (PER) FREN mencapai 120 kali. Padahal PER BTEL hanyalah sekitar 25 kali. Adapun PER rata-rata industri telekomunikasi adalah sekitar 60 kali. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×