Reporter: Rashif Usman | Editor: Noverius Laoli
Dalam beberapa tahun terakhir, kinerja keuangan FORE menunjukkan perbaikan seiring bertambahnya jumlah gerai. Pada 2021, FORE mencatatkan kerugian bersih sebesar Rp 33,8 miliar, yang meningkat menjadi Rp 59,93 miliar pada 2022.
Namun, pada 2023, perusahaan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 1,15 miliar. Hingga akhir September 2024, laba bersih meningkat signifikan menjadi Rp 42,35 miliar.
Pandemi Covid-19 sempat berdampak pada kinerja FORE, bahkan menyebabkan defisiensi modal pada 2021 dan 2022. Namun, kondisi ini berbalik pada 2023, dengan ekuitas positif sebesar Rp 77,88 miliar, dan terus tumbuh menjadi Rp 223,31 miliar pada 2024.
Baca Juga: Kopi Kenangan Merangsek ke Tiga Negara Baru Tahun Ini
Pada 2020, FORE melakukan optimalisasi rantai pasokan dan layanan konsumen, serta menutup gerai yang tidak berkembang. Kemudian, pada 2021 dan 2022, FORE meluncurkan berbagai inovasi, termasuk produk makanan Fore Deli.
Menanggapi spekulasi terkait pemolesan laporan keuangan menjelang IPO, Vico menegaskan bahwa perbaikan kinerja keuangan merupakan hasil dari konsistensi operasional gerai.
Komisaris Utama Fore Coffee, Willson Cuaca, juga menegaskan bahwa keputusan IPO bukan didorong oleh valuasi atau strategi keluar investor, melainkan berdasarkan keyakinan terhadap kekuatan fundamental perusahaan.
Baca Juga: Harga Melonjak, Nilai Ekspor Kopi Menanjak
"IPO ini membuktikan bahwa startup Indonesia dapat dikelola secara sehat, menghasilkan keuntungan, dan menerapkan tata kelola yang baik," ujarnya.
Selanjutnya: Respons Hendropriyono Soal Purnawirawan TNI Minta Gibran Dicopot
Menarik Dibaca: 15 Daftar Buah yang Cocok untuk Dikonsumsi saat Menurunkan Berat Badan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News