Reporter: Astri Kharina Bangun |
JAKARTA. Cadangan devisa (cadev) yang dicatat Bank Indonesia (BI) per Mei 2012 menyusut sekitar US$ 4,88 miliar menjadi US$ 111,53 miliar dibandingkan akhir April 2011 sebesar US$ 116,41 miliar menurut Fitch Ratings belum mengkhawatirkan.
Kendati demikian, Fitch mengingatkan perlunya memonitor potensi kelemahan jangka panjang dalam hal pembiayaan utang luang negeri pemerintah.
"Kami tetap memantau potensi risiko capital outflow yang dipicu ketidakpercayaan investor asing maupun domestik," terang Director Sovereigns Fitch Ratings Philip McNicholas, Kamis (7/6).
Ia menjelaskan penyebab signifikan penurunan cadev di bulan Mei 2012 adalah dampak valuasi dan intervensi BI untuk menjaga rupiah. Lebih luas lagi, krisis Eropa ikut memicu investor asing melepas saham emiten Indonesia yang selama ini mereka genggam.
Fitch menilai rekening modal terbuka di Indonesia membuat risiko ketidakstabilan arus modal, khususnya dalam jangka pendek tidak terhindarkan.
"Kebutuhan memperkuat pembiayaan eksternal melalui akumulasi cadev telah menjadi salah satu faktor dalam analisis peringkat kami," ungkap Philip, Kamis (7/6).
Ia mencontohkan, merosotnya cadev pada September 2011 sebesar US$ 10 miliar menunjukkan risiko itu terkait dengan pergerakan di pasar saham, pasar surat utang, dan pasar valuta asing (valas). Kendati demikian, Philip menilai penurunan cadev saat ini perlu dilihat lebih jauh. Posisi cadev sudah meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan level pada Juli 2008 sebesar US$ 57 miliar.
Fitch saat ini masih tetap memberi penilaian 'BBB-' dengan outlook stabil untuk peringkat utang Indonesia. Fundamental kekuatan pertumbuhan ekonomi dan menurunnya utang publik menurun, serta penguatan likuiditas eksternal jangka panjang merupakan faktor tetapnya penilaian Fitch.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News