Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fitch Ratings telah menurunkan peringkat viabilitas atau viability rating (VR) PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi bb+ dari bbb-. Peringkat Issuer Default Rating (IDR) jangka panjang bank dan anak perusahaan perbankan syariah PT Bank BRIsyariah Tbk (BRIS) telah diafirmasi masing-masing di 'BBB-' dan 'BB+'. Peringkat internasional BRI lainnya juga telah diafirmasi.
Fitch Ratings Indonesia telah mengafirmasi peringkat nasional jangka panjang BRI di 'AA+(idn)' dan BRIS di 'AA(idn)'. Outlook pada semua peringkat jangka panjang tetap stabil.
Penurunan VR mencerminkan penilaian ulang Fitch atas kapitalisasi bank setelah penurunan rasio modal ekuitas Tier 1 (CET1) bank umum menjadi 17,5% pada akhir kuartal pertama 2020 dari 21,7% pada akhir 2019. Fitch menilai bahwa rasio tersebut tidak akan bertahan pada tingkat yang sepadan dengan skor bbb.
Oleh karena itu, perusahaan rating ini menurunkan skor kapitalisasi dan leverage BRI menjadi bb+ dari bbb-. "Hal ini mendorong penurunan peringkat VR bank. Kami sebelumnya menyoroti nilai kapitalisasi dan leverage bank sebagai sensitivitas utama untuk VR BRI dalam komentar tindakan pemeringkatan kami setelah meninjau peringkat bank pada April 2020," ungkap Fitch dalam pengumuman pemeringkatan, Rabu (17/6).
Baca Juga: Sebulan di KAI, Rivan Purwanto kembali ke Bukopin menjadi Direktur Utama
VR BBRI mencerminkan waralaba bank yang memuaskan sebagai bank komersial terbesar di Indonesia dengan jaringan distribusi yang paling luas. Viability rating BRI ini juga mencerminkan profil pendanaan dan likuiditas yang stabil, permodalan yang memadai, dan kualitas aset dan profitabilitas yang kami perkirakan akan melemah sebagai hasil dari pandemi coronavirus.
Fitch memperkirakan kinerja bank-bank Indonesia, termasuk BRI, akan memburuk dalam jangka pendek. Pandemi virus corona mengakibatkan pelemahan ekonomi dan aktivitas bisnis akibat gangguan perdagangan, output manufaktur yang lebih rendah, dan berkurangnya kepercayaan dan pengeluaran konsumen. Ini akan memberikan tekanan pada kualitas aset bank, profitabilitas dan pertumbuhan kredit. Alasan inilah yang menyebabkan Fitch merevisi skor lingkungan operasi untuk bank-bank Indonesia menjadi bb+, dari bbb-, awal tahun.
Baca Juga: BRI siap berikan technical assistance untuk Bukopin
Fitch yakin bahwa permodalan BBRI memberikan penyangga moderat, meskipun telah berkurang, untuk menahan tekanan pasar dan keuangan akibat pandemi, didukung oleh modal internal yang memuaskan yang berasal dari tingkat keuntungan di atas pesaingnya. Penurunan rasio CET1 bank menjadi 17,5% pada akhir kuartal pertama terutama disebabkan oleh penurunan satu kali dalam ekuitas sebagai akibat dari implementasi IFRS 9 dan rasio pembayaran dividen yang lebih tinggi. Rasio tersebut di bawah rata-rata industri sebesar 20% dan skor bb+ sesuai dengan ekspektasi Fitch bahwa rasio tersebut akan terus berada di bawah ambang batas Fitch sebesar 20% untuk skor bbb-.
Fitch memperkirakan kualitas aset akan berada di bawah tekanan dalam waktu dekat karena kapasitas pembayaran peminjam melemah dan pertumbuhan kredit melambat. Ini akan menghasilkan peningkatan kredit bermasalah, kredit dalam perhatian khusus dan kredit yang direstrukturisasi.
Rasio kredit macet (NPL) BRI naik menjadi 3,0% pada akhir kuartal pertama 2020 dari 2,8% di akhir 2019 dan sedikit lebih tinggi dari rata-rata industri di 2,8%. Rasio pinjaman dalam perhatian khusus juga naik menjadi 6,2% dari 3,8% pada akhir 2019 tetapi masih di bawah rata-rata sektor di 6,6%.
Baca Juga: Bank BRI pastikan tidak akan pinjam likuiditas dari bank jangkar
Biaya provisi pencadangan kerugian pinjaman sebesar 208% dari NPL lebih tinggi daripada rata-rata industri di 165%. "Kami telah mempertahankan skor faktor kualitas aset pada bb dengan outlook negatif yang mencerminkan risiko bahwa penurunan ekonomi bisa lebih buruk daripada proyeksi dasar kami," imbuh Fitch.
Fitch memperkirakan profitabilitas BRI akan melemah akibat pencadangan yang lebih tinggi dalam waktu dekat karena kualitas aset memburuk. Meskipun demikian, performa BRI akan lebih baik daripada kebanyakan perbankan di dalam negeri karena bisnis pinjaman mikro yang memberikan hasil tinggi dan basis simpanan berbiaya rendah yang stabil.
Ini berkontribusi pada rasio laba operasional/aktiva tertimbang menurut risiko yang sebesar 3,6%, lebih tinggi dari industri perbankan 2,8% dan margin bunga bersih 6,5%, juga lebih tinggi daripada industri perbankan pada 4,3%. Kondisi ini bisa menjaga penyangga penghasilan di atas rata-rata bank.
Baca Juga: BRI akui tetap ekspansif kendati sedang ada di tengah pandemi
Likuiditas BBRI akan tetap memadai sebagaimana tercermin dalam cakupan likuiditas dan rasio pendanaan stabil bersih masing-masing sebesar 231% dan 132%, yang jauh di atas persyaratan minimum 100%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News