kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Fitch dan Moody’s Mengerek Rating Pakuwon Jati (PWON)


Senin, 20 Mei 2024 / 10:38 WIB
Fitch dan Moody’s Mengerek Rating Pakuwon Jati (PWON)
ILUSTRASI. Superblok Pakuwon Nusantara yang dikembangkan?Pakuwon Jati (PWON) di Ibu Kota Nusantara.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga pemeringkat kredit, Fitch dan Moody’s menaikkan peringkat utang PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) di tahun 2024.

Investor Relation PWON Calvin menyebutkan bahwa Fitch menaikkan rating dari yang semula BB menjadi BB+ dengan outlook stabil. Sementara Moody’s menaikkan rating dari yang semula Ba2 menjadi Ba1 dengan outlook stabil.

"Rating yang didapat adalah rating kredit tertinggi di antara perusahaan properti real estate di Indonesia," ungkap Calvin dalam keterangan resmi, Jumat (17/5).

Adapun kenaikan rating didasarkan pada kemampuan Pakuwon dalam menghasilkan pendapatan berulang secara konsisten. Ini didukung oleh kebijakan keuangan perusahaan yang baik serta likuiditas yang kuat.

Dalam laporannya, Fitch meyakini bahwa EBITDA yang dihasilkan dari pendapatan berulang PWON akan meningkat menjadi sebesar Rp 2,7 triliun pada tahun ini. Hal itu didukung oleh kenaikan pendapatan sewa dan pendapatan service charge.

Baca Juga: Menilik Kembali Kinerja Emiten Properti Dengan Aset Pendapatan Berulang

Sedangkan Moody’s mengekspektasikan bahwa tingkat okupansi pusat perbelanjaan PWON akan tetap stabil pada kisaran pertengahan 90% dalam beberapa tahun mendatang. Tingkat rata-rata okupansi pada tahun 2023 sebesar 94%. Pendapatan recurring dari bisnis hotel juga diprediksi akan tetap tinggi.

Fitch dan Moody’s memperkirakan angka marketing sales PWON akan berada di kisaran Rp 1,4 triliun–Rp 1,6 triliun pada periode 2024-2025. Salah satu pendukungnya dari program PPNDTP yang kembali dilanjutkan oleh pemerintah sejak periode triwulan keempat tahun 2023.

Di sisi lain, likuiditas PWON juga dinilai kuat dengan posisi saldo kas sebesar Rp 7,6 triliun pada akhir tahun 2023. Utang obligasi perusahaan yang akan jatuh tempo pada tahun 2028 senilai US$ 400 juta.

"Kedua pemeringkat sepakat bahwa perusahaan memiliki posisi neraca keuangan yang kuat untuk mendanai ekspansi ke depannya," pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×