Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Jika harga komoditas logam industri lainnya tertekan, harga nikel justru bergerak sebaliknya.
Mengutip Bloomberg, Senin (18/7) pukul 14.19 WIB harga nikel kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange terbang 1,5% menjadi US$ 10.435 per metrik ton dibanding hari sebelumnya.
Pendukung utama kenaikan harga nikel datang dari laporan Berong Nickel Corp, salah satu perusahaan tambang nikel terbesar di Filipina.
Pelabuhan milik Berong Nickel di Provinsi Palawan mengalami penangguhan aktivitas produksi setelah gagal menjaga polusi sungai. Hal ini disampaikan langsung oleh Direktur Mines & Geoscience Bureau, Leo Jasareno.
“Ini dilihat pasar sebagai gangguan yang potensial sehingga sesaat berhasil mengangkat harga nikel,” kata Sam Xia, Analis China Merchants Futures Ltd seperti dikutip dari Bloomberg.
Ditambah lagi President dan CEO Philipines Co, Gerard Bimo mengatakan pasokan nikel sudah semakin berkurang akibat perbaikan di sisi pemangkasan produksi dan permintaan untuk produksi stainless steel.
Menurutnya paruh kedua tahun 2016 ini jadi momentum yang bagus dan merupakan puncak kenaikan permintaan.
Walau memang tidak dirinci detil seberapa besar kenaikan permintaan yang dibidik. Namun untuk sesaat ini positif bagi pergerakan harga nikel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News