Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
HONG KONG. Pasar saham Asia tampak tertekan pada awal perdagangan Jumat (7/7). Data CNBC menunjukkan, pada pukul 08.03 waktu Hong Kong, indeks Nikkei 225 Stock Average turun 0,61% dan indeks Kospi Korea Selatan turun 0,39% di awal perdagangan.
Sementara di Australia, indeks S&P/ASX 200 turun 0,63% di mana seluruh sektor tampak memerah.
Pelemahan bursa Asia menyusul melemahnya penutupan Wall Street tadi malam dan melonjaknya tingkat yield global.
Pergerakan di pasar obligasi menjadi perhatian pelaku pasar karena lonjakan tinggi yield kemarin. Aksi jual di pasar obligasi ini dipicu ekspektasi kebijakan suku bunga bank sentral yang hawkish.
Sekadar informasi saja, tingkat yield obligasi acuan bertenor 10 tahun mendekati level tertinggi dalam dua bulan terakhir di 2,37%, berbanding 2,33% di awal pekan ini. Sedangkan yield obligasi Jerman bertenor 10 tahun melampaui level 0,5% untuk kali pertama sejak Januari tahun lalu.
Menurut ekonom National Australia Bank Tapas Strickland, aksi jual pada pasar obligasi global menyusul lemahnya lelang obligasi bertenor 30 tahun Prancis. Hal itu ditambah lagi dengan dirilisnya risalah dari Bank Sentral Eropa yang mengindikasikan bahwa mereka telah membahas tentang rencana menghapus bias pelonggaran.
"Implikasi yang jelas di sini adalah bahwa investor tidak terlalu berminat terhadap hutang Eropa karena mereka memperkirakan imbal hasil akan naik lebih tinggi dan ECB untuk secara bertahap menghapus akomodasi kebijakan dalam waktu dekat," kata Strickland dalam catatan pada hari Jumat pagi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News