Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Tertekannya pasar sekunder memicu tingginya penawaran yield dalam lelang surat utang negara (SUN), Selasa (10/5). Analis MNC Securities I Made Adi Saputra mengatakan harga surat utang mengalami koreksi pasca pengumuman data ekonomi kuartal I 2016 yang berada di bawah ekspektasi.
"Sehingga tertekannya harga obligasi di pasar sekunder mendorong investor untuk meminta imbal hasil yang lebih tinggi melalui lelang," ujar Made, Jakarta, Selasa (10/5).
Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) mencatat INDOBeX Government Total Return pada perdagangan Selasa turun 0,273 poin atau 0,14% ke level 198.5493 dibandingkan perdagangan Senin (9/5).
INDOBeX Government Clean Price juga turun 0,182 poin atau 0,16% ke level 112.121. Sedangkan INDOBeX Government Effective Yield tercatat naik 0,026 poin atau 0,34% ke 7,74%.
Dalam lelang ini, seri SPN03160811 mencatat permintaan yield tertinggi 6,27% dan yield terendah yang masuk 5,49%. Seri SPN12170511 mencatat yield tertinggi 7% dan yield terendah yang masuk 5,8%.
Seri FR0053 mencatat yield tertinggi 7,65% dan yield terendah yang masuk 7,46%. Seri FR0073 mengalami permintaan yield tertinggi 8,2% dan yield terendah 7,95%. Serta, seri FR0072 mencatat yield tertinggi 8,4% dan yield terendah yang masuk 7,93%.
Senior Fixed Income Portfolio Manager Samuel Aset Management mengatakan tingginya permintaan yield mengakibatkan pemerintah hanya memenangkan lelang senilai Rp 6,15 triliun atau di bawah target indikatif yang sebesar Rp 12 triliun.
"Semakin tinggi yield maka akan semakin menarik bagi investor. Namun, berlaku sebaliknya bagi pemerintah," ujar Herbi.
Adapun total penawaran yang masuk hanya berkisar Rp 13,43 triliun atau jauh di bawah lelang Selasa (26/4) sebelumnya yang mencapai Rp 24,4 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News