kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Faktor global masih menyetir pergerakan rupiah pada pekan depan


Jumat, 23 Agustus 2019 / 19:01 WIB
Faktor global masih menyetir pergerakan rupiah pada pekan depan
ILUSTRASI. Di pasar spot, rupiah menguat 0,17 hingga ke level Rp 14.215 per dollar AS, Jumat (23/8).


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah menguat terhadap dollar AS di akhir pekan. Di pasar spot, rupiah menguat 0,17 hingga ke level Rp 14.215 per dollar AS, Jumat (23/8). Rupiah dikurs tengah Bank Indonesia (BI) juga menguat tipis 0,06% ke level Rp 14.219 per dollar AS.

Faktor global mendominasi sentimen penggerak rupiah pada pekan ini dan akan berlanjut pekan depan. Hal yang paling ditunggu oleh pelaku pasar ialah pidato Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell di akhir pekan ini. Pasar menginginkan The Fed lebih agresif lagi dalam menurunkan tingkat suku bunganya.

Baca Juga: BI: Aliran modal asing ke pasar domestik capai Rp 177,9 triliun

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira mengatakan, kemungkinan The Fed menurunkan suku bunganya masih kecil. Menurutnya, ini yang menjadi sentimen negatif untuk pergerakan rupiah pada pekan depan.

Senada, Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim juga pesimistis Powell akan memberikan tanda-tanda untuk menurunkan suku bunganya lebih agresif lagi. Ia berpendapat bahwa The Fed akan enggan menurunkan suku bunganya lebih agresif lagi jika ada intervensi dari Presiden AS Donald Trump. “Bisa saja jika ada intervensi dari Trump, bank sentral AS tetap kekeuh menurunkan suku bunganya tidak agresiif,” jelas Ibrahim.

Selain itu, sentimen negatif dari global di pekan depan juga datang dari situasi politik di Hongkong yang kembali tidak stabil. Bhima dan Ibrahim sepakat bahwa situasi ini menyebabkan rupiah akan bergerak melemah. Ibrahim bilang saat ini Pemerintah Hongkong kembali menutup akses bandara dan demonstrasi kembali terjadi.

Baca Juga: Pemangkasan suku bunga tak mempan, rupiah kembali loyo

Meskipun demikian, Bhima mengatakan masih ada sentimen-sentimen positif yang masih bisa mendongkrak rupiah selama pekan depan. Dari domestik, target pemerintah untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3% di 2020 memberi optimisme ke pasar. “Hal ini masih menjadi sentimen positif dengan memberi optimisme bagi dunia usaha bahwa tahun 2020 pertumbuhan ekonomi masih terjaga,” jelas Bhima.

Bhima dan Ibrahim memperkirakan rupiah akan cenderung melemah walaupun tipis. Bhima memperkirakan rupiah akan berada di kisaran Rp. 14.270 - Rp 14.320 per dollar AS. Sedangkan Ibrahim memperkirakan mata uang garuda akan berada di kisaran Rp 14.200 - Rp 14.300 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×