Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Handoyo .
Untuk pekan depan, Deddy memproyeksikan rupiah akan bergerak konsolidasi sambil menanti perkembangan geopolitik di Timur Tengah. "Belum ada data ekonomi yang signifikan menggerakkan rupiah maupun dollar AS di pekan depan, fokus pelaku pasar ke geopolitik," kata Deddy.
Selain itu, pelaku pasar juga akan lebih berhati-hati di pekan depan dalam menanti perkembangan negosiasi AS dan China serta daftar kabinet baru Presiden RI, Joko Widodo. Deddy memproyeksikan rupiah berada di rentang Rp 14.010 per dollar AS hingga Rp 14.130 per dollar AS.
Senada, Kepala Ekonom UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja mengatakan pergerakan rupiah di pekan depan masih akan konsolidasi.
Baca Juga: Fitch sematkan peringkat 'AAA' stable pada obligasi BCA Finance
Enrico optimistis di tengah data ekonomi yang sepi rupiah berpotensi menguat karena pasar keuangan global masih membeli aset dengan yield negatif. Dengan begitu, aset dalam negeri yang menawarkan imbal hasil cukup tinggi bisa menarik dana asing masuk dan menyokong penguatan rupiah.
Hanya saja, jika perkembangan negosiasi AS dan China berujung pada tidak adanya kesepakatan maka rupiah berpotensi terdepresiasi. Enrico memproyeksikan rupiah pekan depan di rentang Rp 14.000 per dollar AS hingga Rp 14.150 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News