Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Euro yang minim dukungan data ekonomi positif harus terjungkal di hadapan poundsterling yang sedang prima. Mengutip Bloomberg, Kamis (3/11) pukul 17.51 WIB pasangan EUR/GBP terpuruk 1,25% di level 0,8908 dibanding hari sebelumnya.
Yulia Safrina, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures mengatakan pelemahan EUR/GBP terjadi karena sajian data ekonomi Eropa yang tidak banyak membantu euro. Terakhir tingkat pengangguran Italia September 2016 bertambah dari 11,5% menjadi 11,7% serta tingkat pengangguran Eropa yang bertahan di level 10,0%.
“Padahal di sisi lain poundsterling sedang prima karena isu Brexit yang tertunda prosesnya dan harapan hasil rapat BoE yang tidak banyak kejutan,” jelas Yulia.
Poundsterling terdongkrak oleh keputusan Pengadilan Tinggi mengenai proses perumusan Artikel 50 yang sulit dan membutuhkan waktu lama lebih dari perkiraan. Sebagai gambaran, Artikel 50 nantinya akan digunakan sebagai pakta untuk merumuskan hengkangnya Inggris dari Uni Eropa.
Meski belum ada hasil resmi dari pengadilan tinggi, namun pasar menilai diskusi ini masih akan alot dan panjang. Sembari menanti kejelasan, siapa yang berhak merumuskan Artikel 50.
Diduga proses Brexit yang baru mau dimulai Maret 2017 nanti baru akan berakhir dalam satu atau dua tahun mendatang. Proyeksi ini yang melambungkan posisi poundsterling.
Keadaan kontras ini pula yang mengarahkan Yulia pada prediksi bahwa Jumat (4/11) pasangan EUR/GBP akan lanjutkan pelemahannya.
Perlu juga mempertimbangkan sajian data sektor jasa Eropa yang akan rilis. Jika hasilnya positif maka bisa mempersempit pelemahan pasangan ini. “Tapi kembali lagi, semua akan bergantung pada pernyataan dan pandangan BoE akan prospek ekonomi Inggris ke depannya,” tutup Yulia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News