Reporter: Rika Theo, Bloomberg |
BRUSSEL. Dalam tiga bulan terakhir, euro sudah anjlok 3,4%. Dengan rapor merah ini, euro menjadi mata uang berkinerja paling buruk di antara 10 mata uang negara maju menurut Bloomberg Correlation-Weighted Indexes. Sedangkan mata uang dengan penguatan paling tinggi di antara negara maju adalah yen yang melesat 6,4% dalam tiga bulan.
Kepada Bloomberg Television, CEO Compass Global Market di Sydney Andrew Su mengatakan, euro kemungkinan akan melemah menuju level support US$ 1,21 dalam satu setengah minggu ke depan. “Euro bisa menjajal titik terendah yang dicapainya di Juni 2010 dalam beberapa bulan ke depan,” ujarnya hari ini.
Pada 7 Juni 2010, euro pernah terpukul ke US$ 1,1877, yang terendah sejak tahun 2006. Pada pukul 14.15 WIB, euro sedikit bangkit dan berada di level US$ 1,2299 setelah tadi pagi menyentuh titik terendahnya dalam dua tahun di level US$ 1,2251 per dollar AS. Ini merupakan titik terendahnya sejak Juli 2010.
Pelemahan ini terjadi menyambut pertemuan menteri keuangan Eropa di Brussel hari ini untuk membahas krisis. “Risiko pada pertemuan menteri keuangan ini adalah kita akan melihat lebih banyak perpecahan di Eropa dan kemungkinan penundaan langkah-langkah yang disetujui di pertemuan sebelumnya,” ujar Mike Jones, Currency Strategist Bank of New Zealand Ltd di Wellington. Pertemuan di Juni menyepakati pelonggaran kondisi pinjaman darurat untuk bank-bank Spanyol.
Mata uang dari 17 negara Eropa ini juga melemah mengantisipasi Presiden European Central Bank (ECB) Mario Draghi berbicara di depan parlemen Eropa hari ini. Draghi akan menjelaskan keputusan pemangkasan bunga ke rekor terendahnya 0,75% pada 5 Juli lalu. Kala itu Draghi bilang, pertumbuhan di zona Euro masih lemah dengan ketidakpastian yang makin tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News