kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Eropa berpotensi lockdown, ini dampaknya ke emiten dengan pasar ekspor besar


Minggu, 27 September 2020 / 18:11 WIB
Eropa berpotensi lockdown, ini dampaknya ke emiten dengan pasar ekspor besar
ILUSTRASI. Pekerja tengah menyelesaikan produksi masker dan alat pelindung diri (APD) di Pabrik Tekstil PT Pan Brothers Tbk, Banten, Senin (20/4/2020).


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah negara Eropa berencana menutup wilayah atau lockdown lagi. Langkah ini diambil untuk mencegah gelombang kedua penularan Covid-19. 

Asal tahu saja, mengutip dari berita Kontan.co.id sebelumnya beberapa negara di Eropa masuk ke dalam 10 negara terparah Covid-19. Kesepuluh negara itu adalah Amerika Serikat (AS), Brasil, India, Meksiko, Inggris, Italia, Peru, Prancis, Spanyol, dan Iran. Negara-negara tersebut menyumbang 70% total kematian dunia, sehingga mendapat peringatan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO). 

Kekhawatiran adanya penurunan permintaan disampaikan oleh Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani. Shinta memaparkan bahwa lockdown akan menciptakan risiko negatif bagi perdagangan Indonesia. Padahal beberapa bulan terakhir permintaan telah menunjukkan kembali meningkat.

Direktur Utama PT Sunindo Adipersada Tbk (TOYS) Iwan Tirtha mengatakan, penurunan permintaan memang sempat terjadi di awal-awal pandemi Covid-19 melanda. Sebab, toko di luar negeri tutup sehingga permintaan terhenti dan barang-barang yang akan diekspor tertahan. 

Baca Juga: Pasar Ekspor Mainan Kian Empuk, Target Kinerja Sunindo (TOYS) Ikut Menggemuk

Akan tetapi untuk saat ini, permintaan dari pasar Eropa masih terjaga. Oleh karenanya, emiten produsen mainan anak itu itu tetap mengembangkan produknya dalam berbagai model.

TOYS meyakini, penjualan tidak akan terpengaruh selama ekspor tidak ditutup. Apalagi produk TOYS yang berupa boneka tetap bisa dimainkan atau menemani konsumennya bermain di dalam rumah.  

Asal tahu saja, emiten yang melantai di bursa 6 Agustus 2020 yang lalu itu memiliki porsi penjualan ekspor mencapai 90%. Adapun ekspor ke pasar Eropa mencapai 40% dan AS sebesar 30%. Adapun untuk saat ini TOYS  belum melakukan penyesuaian target penjualan. 

"TOYS masih memproduksi berbagai permintaan ekspor dan masih menjelajahi beberapa customer dari AS yang akan mengalihkan produksinya dari China ke Indonesia," kata Iwan kepada Kontan.co.id, Jumat (25/9). 

Baca Juga: Sunindo Adipersada (TOYS) meningkatkan utilisasi pabrik



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×