Reporter: Irene Sugiharti | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) masih mencatat kinerja suram hingga akhir kuartal ketiga 2019 lalu. Tapi prospeknya saham emiten ritel gadget ini membaik seiring berlakunya kebijakan International Mobile Equipment Identity (IMEI) tahun depan.
Lewat beleid wajib IMEI, pemerintah berniat menangkal maraknya peredaran ponsel ilegal. Ini menjadi sentimen positif bagi perusahaan ritel yang menjual ponsel, termasuk Erajaya.
Analis Ciptadana Sekuritas Robert Sebastian mengatakan, bisnis distributor ponsel pintar masih lesu tahun ini. Oleh karena itu, penurunan kinerja ERAA sudah diprediksi.
Baca Juga: ACES dan EXCL Masuk Indeks MSCI Global, Simak Rekomendasi Sahamnya premium
Perbaikan kinerja ERAA baru akan terlihat tahun depan, menyusul penerapan beleid IMEI. Menurut Robert, perlu waktu sekitar enam bulan untuk melihat efek kebijakan IMEI. Artinya, dampaknya baru terlihat pada kinerja ERAA setelah kuartal I-2020.
Sedangkan ekspansi ERAA ke sektor penyewaan modem mini di Indonesia dan Singapura sejak Oktober lalu belum memberi dampak signifikan. Pendapatan utama masih dari penjualan ponsel.
Baca Juga: Saham Erajaya (ERAA) naik 8,48% dalam sepekan, begini rekomendasi analis
Meskipun kinerja pendapatan belum baik, keberhasilan ERAA meringankan aset, memperbaiki manajemen dan permodalan patut diapresiasi. Dalam sembilan bulan, aset ERAA tercatat turun 23% per akhir September lalu karena penurunan persediaan perangkat telekomunikasi (inventori). Selain itu, perusahaan ini memangkas utang bank jangka pendek, sehingga total liabilitas turun 37%.
Perbaikan internal ini berujung pada membaiknya kinerja kuartal tiga ketimbang kinerja di semester I. " Walaupun sales kurang bagus, setidaknya ERAA melakukan perbaikan," ujar Robert, kemarin.
Robert melihat, momentum natal dan tahun baru bisa mendongkrak kinerja ERAA. Apalagi, kebiaasan konsumen, membeli ponsel baru di akhir tahun seiring rilisnya produk-produk seluler baru.
Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia Gianca Devina dalam risetnya menyebut, rilis produk iPhone XR, Xs dan Xs Maxs Desember mendatang bisa menjadi peluang bagi ERAA meningkatkan penjualan di kuartal IV.
Baca Juga: Aturan IMEI diberlakukan, saham ERAA langsung meroket di sesi I
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji menambahkan, ERAA masih memiliki daya tarik yang kuat karena berkomitmen memasarkan produk yang original.Untuk menggenjot penjualan, perusahaan bisa memaksimalkan strategi pemasaran mulai dari pemberian diskon atau menggelar acara akhir tahun.
Ketiga analis ini merekomendasikan akumulasi saham ERAA. Nafan menghitung, PER ERAA saat ini 23,26 kali, dus tidak terlalu mahal. Menurut Robert, berkaca pada proyeksi valuasi di 2020, PER bisa hanya sekitar 6,8 kali.
Baca Juga: Erajaya buka outlet dengan konsep baru di Bali
Robert mematok target harga saham ERAA di Rp 2.130 per saham. Nafan menetapkan target harga Rp 1.650-1760 untuk akumulasi untuk jangka waktu satu-tiga minggu.
Adapun Gianca Devina rekomendasikan akumulasi beli ERAA dengan target harga Rp 2.300. Kemarin, ERAA ditutup di Rp 1.605.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News