Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) berupaya menekan utang dalam dua tahun ke depan. Emiten Grup Bakrie ini berharap, seluruh utang tersisa bisa dilunasi pada 2019.
Imam P. Agustino, Presiden Direktur ENRG, mengatakan, dalam empat tahun terakhir, pihaknya telah mengurangi utang dari US$ 706 juta menjadi US$ 284 juta per kuartal III-2017. "Perkiraannya, bisa tuntas kuartal III-2019," ujar dia di Jakarta, Rabu (20/12).
Tapi ada catatan, pelunasan utang ini akan bergantung pada dua hal. Pertama, ENRG mendapatkan pengembalian investasi tepat waktu dari sejumlah blok minyak dan gas (migas), seperti Blok Kangean. Paling lambat, ENRG sudah harus menerima pengembalian investasi Blok Kangean pada kuartal II-2019.
Kedua, utang bisa ditekan dengan restrukturisasi melalui penukaran utang menjadi saham. Imam mengatakan, sejumlah kreditur telah menyetujui rencana konversi tersebut.
Sayangnya, rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) ENRG yang digelar kemarin tidak kuorum. Padahal, dalam rapat itu, ENRG ingin meminta restu untuk melaksanakan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu.
Dalam aksi korporasi ini, ENRG akan merilis 4,2 miliar saham baru yang setara 40,65% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Harga konversi utang menjadi saham senilai Rp 104 per saham. Saham baru ENRG akan dikuasai lima kreditur, yakni Greenwich International Limited, Stallion Investment Pte Ltd, Ultrapro Ltd, PT Wira Cipta Perkasa dan PT Prime Petroservices.
Tahun depan, ENRG menyiapkan belanja modal (capex) hingga US$ 341 juta, meningkat sampai lima kali lipat dibanding anggaran tahun ini, sekitar US$ 60 juta.
Dari capex itu, sebesar US$ 220 juta dialokasikan untuk keperluan produksi Blok Kangean.
Sedangkan sisa capex US$ 75 juta akan dialokasikan untuk Blok Bentu. ENRG akan mencari pinjaman baru untuk mendanai capex Blok Bentu. Menurut Imam, rasio utang terhadap ekuitas (DER) ENRG saat ini masih aman, yakni di bawah satu kali.
Dengan sejumlah ekspansi itu, perusahaan menargetkan produksi migas bisa tumbuh hingga 10% pada tahun depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News