Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Perlahan namun pasti, banyak perusahaan yang mulai melirik bisnis online. Setidaknya, melakukan diversifikasi bisnis lewat channel baru berupa teknologi online tersebut.
Perusahaan media, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) menjadi salah satu pemain yang turut meramaikan bisnis tersebut. Tahun ini, manajemen mengaku ingin terus mengonsolidasikan bisnis online mereka pada platform Blackberry.
Pada 27 Juni 2016, EMTK menjalin kerja sama dengan Blackberry. Atas kerja sama tersebut, EMTK berhak mengelola platform Blackberry di Indonesia untuk enam tahun ke depan. Investasi yang digelontorkan waktu itu sebesar US$ 207,5 juta atau setara Rp 2,7 triliun.
"Jadi ini memberikan ekosistem pada elemen digital kami," ujar Sutanto Hartono, Wakil Direktur EMTK usai RUPST di Jakarta, Kamis (18/5).
Kerja sama dengan BBM dinilai strategis, sebab di Indonesia sendiri masih terdapat sekitar 63 juta handset BBM. Artinya, EMTK sudah memiliki akses untuk masuk ke 63 juta pengguna BBM di Indonesia sebanyak itu.
Nah, untuk itu tak heran bila EMTK mengonsolidasikan semua bisnis online digital mereka dalam platform BBM. "Ke depannya kami akan terus mengembangkan feature dan konten yang menarik," ungkapnya.
Sutanto menyatakan, pihaknya menyadari bila sistem bisnis digital sudah terbangun, maka akan memerlukan mekanisme pembayaran digital. Untuk itu, guna menjawab kebutuhan tersebut, EMTK menjalin kerja sama dengan beberapa perusahaan untuk menghadirkan sistem pembayaran online untuk bisnis mereka.
"Ini penting, karena ujung-ujung transaksi tadi adalah pada monetisasi. Kalau kami sudah punya umbrella payment system apapun transaksinya, sudah bisa," ungkapnya.
Nah, EMTK melalui PT Elang Andalan Nusantara, yang tak lain merupakan cucu perusahaan Emtek, melalui anak usaha PT Kreasi Media Karya (KMK) menerbitkan saham sebesar 39% yang dibeli oleh API Hongkong Investment Limited (API).
API ini merupakan entitas di bawah kendali Alibaba Group lewat Ant Financial, yang menjadi perusahaan jasa pembayaran online terbesar di China. "Kami posisinya tetap sebagai pemegang pengendali," ujar Sutanto tanpa menyebutkan nilai transaksi tersebut.