Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) memperbesar segmen bisnis transaksi online. Pemilik stasiun televisi SCTV dan Indosiar itu baru saja menjalin kerja sama strategis dengan API Hongkong Investment Limited (API) yang merupakan entitas usaha Alibaba Group.
Isi kerja sama tersebut berupa rencana EMTK melalui cucu usahanya, PT Elang Andalan Nusantara (EAN), untuk menjalankan layanan platform mobile untuk pembayaran dan layanan transaksi lainnya, serta meningkatkan aksesibilitas jasa keuangan digital di Indonesia.
Analis First Asia Capital David Sutyanto menilai, rencana ini merupakan strategi EMTK untuk mengakselerasi performa sejumlah segmen yang masih kurang optimal, tapi sejatinya memiliki potensi pasar yang besar. Salah satunya, segmen layanan Blackberry Messenger (BBM) yang pengelolaannya telah diambil alih EMTK sejak pertengahan tahun lalu. Dulu, BBM sangat populer sebelum kehadiran aplikasi chat online lainnya.
Meski sudah tergerus, tapi masih ada pengguna setia BBM, sekitar 63 juta pengguna aktif bulanan di seluruh Indonesia. Nah, platform pembayaran online dengan Alibaba Group itu akan disematkan ke dalam sistem BBM.
"Karena potensinya (transaksi online) sanat besar seiring dengan pertumbuhan e-commerce," kata David, Kamis (13/4).
Belum genap setahun, layanan BBM juga sudah cukup berkontribusi terhadap keuangan EMTK. Sepanjang 2016, EMTK mencatat pendapatan Rp 315,74 miliar dari segmen usaha BBM, atau setara 4,3% dari pendapatan konsolidasi EMTK, Rp 7,37 triliun.
Pada saat yang bersamaan, dari 262 juta penduduk Indonesia, 132,7 juta diantaranya merupakan pengguna internet. Sementara nilai pasar e-commerce Indonesia pada 2025 diprediksi mencapai 46 miliar dolar AS. Saat ini angkanya baru 5 persen dari populasi yang berbelanja online.
Tapi, lanjut David, EMTK tak serta merta memperoleh profit dari strategi tersebut. Investasi untuk pendirian platform itu mungkin tidak seberapa mahal. "Tapi, nanti berat di promosinya karena itu semua cost," imbuh David.
Oleh sebab itu, ia memprediksi, EMTK baru bisa menikmati profit dari starteginya ini untuk jangka panjang. Untuk saat ini, EMTK masih ditopang oleh PT Surya Citra Media Tbk (SCMA).
Menurutnya, SCMA malah lebih menarik ketimbang EMTK. Selain saham SCMA lebih banyak bergerak dibanding EMTK, fokusnya bisnis SCMA juga menambah kilaunya. "Sama seperti Salim Group, ICBP malah lebih menarik ketimbang INDF, karena holding biasanya memang tumbuh lebih lambat ketimbang anak usahanya," jelas David.
Mengingatkan saja, pertengahan pekan ini EAN melalui PT Kreatif Media Karya (KMK) menerbitkan saham yang akan dibeli oleh API. Dari transaksi tersebut, API bakal mendekap 39% saham EAN. Adapun kepemilikan saham EAN oleh KMK yang semula 99,96%, akan menyusut menjadi 61%. Sayang tidak disebutkan nilai transaksi tersebut.
Sutanto Hartono, Presiden Direktur EMTK enggan berkomentar terkait kerjasama ini. Namun, berdasarkan catatan KONTAN, Ant Financial berencana menerbitkan surat utang lebih dari US$ 3 miliar. Utang jumbo ini bakal digunakan untuk mendanai sejumlah rencana ekspansi internasionalnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News