Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Periode sembilan bulan pertama 2021 menjadi periode yang kokoh bagi emiten semen. Hal ini tercermin dari naiknya volume penjualan empat emiten semen.
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) misalnya. Dalam periode sembilan bulan pertama 2021, volume penjualan INTP mencapai lebih dari 12,2 juta ton. Direktur dan Sekretaris Perusahaan Indocement Antonius Marcos menyebut, penjualan ini lebih tinggi 3% dari realisasi penjualan pada periode yang sama tahun lalu.
Di periode September 2021, volume penjualan INTP juga tumbuh positif. INTP mencatatkan penjualan semen pada periode September 2021 sebesar 1.6 juta ton semen,lebih tinggi sekitar 5% dibanding pencapaian bulan sebelumnya.
Baca Juga: Kecuali SMGR, 4 emiten semen catatkan kenaikan laba bersih hingga kuartal ketiga
Marcos menyebut, sejumlah sentimen turut mengangkat penjualan INTP, seperti pelonggaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dan juga optimisme masyarakat akan kondisi pandemi Covid-19 yang sudah lebih kondusif.
“Ini menjadi faktor utama pencapaian volume yang baik di bulan September,” terang Marcos saat dihubungi Kontan.co.id, baru-baru ini.
Emiten semen terbesar di tanah air, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) juga mencatatkan kenaikan volume penjualan. Per September 2021, total volume penjualan (termasuk penjualan klinker domestik) Semen Indonesia Group mencapai 29,88 juta ton, naik 2,5% dari realisasi penjualan pada periode yang sama tahun lalu sebesar 29,15 juta ton.
Dalam laporan triwulanan, manajemen menyebut peningkatan volume penjualan didukung oleh pertumbuhan dari volume penjualan regional (ekspor), seiring melemahnya volume permintaan domestik.
Baca Juga: Ekonomi Indonesia diproyeksi bullish, simak saham pilihan dari Morgan Stanley
Anak usaha SMGR, yakni PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) juga berhasil mencatatkan kenaikan penjualan. Produsen semen merk Dynamix ini mencatatkan total volume penjualan semen dan terak sebesar 9,83 juta ton. Realisasi ini naik 12,95% dari penjualan di periode yang sama tahun lalu sebesar 8,70 juta ton.
Aulia Mulki Oemar, Direktur Utama Solusi Bangun Indonesia menyebut, di tengah situasi dan kondisi pembatasan-pembatasan untuk mencegah penyebaran wabah Covid-19, kegiatan konstruksi nasional berlangsung lebih aktif pada semester kedua 2021. Hingga akhir September 2021, konsumsi semen domestik tercatat meningkat sebesar 5,51% dan ekspor sebesar 35,49% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Tak ketinggalan, volume penjualan PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) juga tumbuh positif. Realisasi penjualan SMBR sampai dengan September 2021 mencapai 1,34 juta ton. Vice President Corporate Secretary Semen Baturaja Doddy Irawan mengatakan, realisasi ini tumbuh 5% jika dibandingkan dengan volume di periode yang sama tahun lalu sebesar 1.28 juta ton.
Adapun realisasi penjualan SMBR periode bulan September 2021 tumbuh 6% jika dibandingkan dengan volume bulan Agustus. Doddy menyebut, pertumbuhan ini didorong oleh kondisi pasar yang mulai menunjukkan adanya peningkatan.
“Karena kondisi pandemi Covid 19 yang sudah mulai terkendali dan proyek pemerintah maupun swasta sudah mulai bergerak,” terang Doddy.
Baca Juga: Harga Batubara Dipatok, Pupuk dan Semen Girang
Pasang target optimistis
SMBR menargetkan penjualan semen sebanyak 2.189.534 ton pada tahun ini atau meningkat 11% dibandingkan tahun sebelumnya.
Memperhatikan kinerja penjualan sampai dengan bulan September 2021, Semen Baturaja tetap optimistis dapat mencapai target penjualan di tahun 2021. Doddy mengatakan, permintaan semen secara nasional tumbuh 5,5% per September 2021. Permintaan semen diperkirakan akan terus bertumbuh sampai bulan Desember 2021.
Senada, dengan melihat pencapaian yang telah diperoleh sampai dengan September 2021, Indocement optimistis target pertumbuhan penjualan sebesar 4% dapat dicapai.
Marcos menuturkan, pada umumnya sisa paruh waktu pada kuartal keempat merupakan musim sibuk dalam siklus industri semen. “Dimana semua proyek dan pembangunan yang berjalan juga berusaha mengejar target,” sambung Marcos.
Meski demikian, secara umum SMCB menilai peta industri semen nasional masih tergolong berat. Belum lepas dari pandemi Covid-19 dan pasar yang overcapacity, industri semen kini juga terdampak kenaikan harga batubara yang melonjak tinggi akibat krisis energi global. Tak hanya semen, industri pengguna batubara seperti tekstil dan kertas pun kini sangat mengkhawatirkan pasokan dan kenaikan harga batubara.
Baca Juga: Emiten Semen Diramal Bisa Kokoh Kendati Harga Batubara Mahal
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News