kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Emiten tambang dihadang permintaan China dan omnibus law, ini saham pilihan Maybank


Sabtu, 17 Oktober 2020 / 06:45 WIB
Emiten tambang dihadang permintaan China dan omnibus law, ini saham pilihan Maybank


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

"Kami memikirkan pembangunan pembangkit listrik mulut tambang dapat termasuk dalam kategori ini karena membuat batubara dengan tingkat karbon rendah menjadi dapat dijual," kata Isnaputra. Namun, menurut Maybank royalti 0% akan menguntungkan PLN (BUMN ketenagalistrikan) dan berdampak netral terhadap produsen batubara lain. Sebab penetapan harga berdasarkan rumus biaya-plus.

Baca Juga: China Dikabarkan Boikot Batubara Australia, Dampaknya Malah Tidak Baik Buat Emiten

"Kami menilai Omnibus law PPN batubara juga tidak jelas karena akan meningkatkan harga beli listrik PLN," terang Isnaputra. Hal ini dapat menyebabkan inflasi yang lebih tinggi atau anggaran negara yang lebih tinggi untuk PLN. 

Margin perusahaan batubara bisa di bawah tekanan jika PLN tidak dapat menaikkan harga listrik atau jika pemerintah tidak memberikan subsidi tambahan kepada PLN.

Untuk sektor tambang, Isnaputra memilih PT Vale Indonesia Tbk (INCO) sebagai saham pilihan. Sebab menurut dia, harga nikel memiliki prospek lebih baik ketimbang batubara. Pasalnya dinamika penawaran dan permintaan nikel jauh lebih baik. 

"Kami memperkirakan permintaan nikel bisa meningat 4,6% menjadi 3 juta ton. Ini karena permintaan baterai yang cukup kuat terutama untuk kendaraan listrik," tutur Isnaputra dalam riset. Dia menyebut kontribusi dari permintaan nikel mencapai 17% di tahun 2024. Angka ini meningkat dari tahun 2019 dimana permintaan nikel untuk baterai mencapai 3%. 

Baca Juga: Adaro Energy (ADRO) belum berencana menambah porsi ekspor ke China, ini alasannya

Maybank menilai secara sektoral emiten tambang disarankan neutral. Sementara itu pilihan saham Maybank adalah INCO yang disarankan beli dengan target harga Rp 5.000 per saham. Pilihan saham lain adalah PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan target Rp 2.450 per saham. Sedangkan SMGR disarankan beli di Rp 13.000 per saham. Satu lagi PT United Tractors Tbk (UNTR) direkomendasikan beli dengan target Rp 29.000 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×