Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Musim pembagian dividen masih bergulir. Ramainya emiten yang meraih lonjakan laba bersih pada tahun lalu membuat pesta dividen tahun ini semakin meriah.
Menjelang libur Lebaran, emiten ramai-ramai meminta persetujuan pemegang saham untuk menetapkan jumlah dividen yang akan dibagi. Terbaru, salah satunya ada PT Avia Avian Tbk (AVIA) yang akan membagikan dividen tunai senilai Rp 1,3 triliun.
Jumlah tersebut sudah termasuk dividen interim sebesar Rp 619,5 miliar yang telah dibagikan. Sehingga rasio pembayaran dividen atau dividend payout ratio (DPR) AVIA mencapai sebesar 92,9% dari laba bersih tahun 2022.
Emiten Grup Astra, PT United Tractors Tbk (UNTR) juga telah menetapkan pembagian dividen sebesar Rp 7.003 per saham, termasuk dividen final sebesar Rp 6.185 per saham. Sehingga total pembagian dividen UNTR mencapai Rp 25,5 triliun.
Baca Juga: Bank BCA (BBCA) Dilirik saat Situasi Global Memburuk, Ini Rekomendasi Sahamnya
Pembagian dividen dengan nilai jumbo sesuai dengan ekspektasi pasar. Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Handiman Soetoyo dalam risetnya Januari lalu sudah memprediksi total dividen yang akan membanjiri Bursa Efek Indonesia (BEI) akan lebih besar dibandingkan tahun lalu.
Handiman memprediksi total dividen yang akan ditebar emiten pada tahun ini mencapai Rp 307,2 triliun. Melejit 36% ketimbang total dividen yang beredar tahun 2022 senilai Rp 226 triliun. Apalagi jika dibandingkan total dividen tahun 2021 dengan jumlah Rp 143,1 triliun.
Prediksi total dividen itu masih berdasarkan trailing menggunakan data laporan keuangan per September 2022. Menimbang rilis kinerja emiten full year 2022, Handiman bahkan menaksir jumlah total dividen tahun ini akan melebihi proyeksi awal di Rp 307,2 triliun.
Apalagi sejumlah emiten juga membagi dividen lebih tinggi dari perkiraan.
"Tampaknya akan lebih tinggi dari perkiraan itu. Sebagian kinerja 2022 lebih baik dari perkiraan," jelas Handiman saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (13/4).
Menurut Handiman, ada beberapa pertimbangan emiten memutuskan pembagian dividen dengan nilai jumbo. Selain karena lonjakan signifikan pada laba bersih tahun lalu, emiten masih punya permodalan atau dana internal yang cukup besar dari akumulasi laba tahun-tahun sebelumnya.
Handiman juga menyoroti, emiten pembagi dividen besar tidak berarti akan menahan ekspansi. Bisa jadi, anggaran ekspansi sudah dirancang dalam beberapa tahun dan menggunakan sumber dana campuran.
CEO Edvisor.id Praska Putrantyo sepakat tren nilai pembagian dividen per saham cenderung meningkat, seiring perbaikan laba bersih emiten sejak masa pandemi tahun 2020-2022. Hanya saja, secara nilai payout ratio relatif berfluktuasi.
"Bahkan ada yang stagnan atau menurun karena laba bersih yang dihasilkan melonjak tinggi. Secara nilai dividen per saham yang diberikan tetap cenderung meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," kata Praska.
Baca Juga: Kurang Likuid Meski Kinerja Solid, Begini Rekomendasi Saham Emiten Restoran
Rekomendasi Saham Acuan
Praska memperkirakan peta emiten pembagi dividen masih relatif sama dari tahun-tahun sebelumnya, dengan rata-rata dividen yield sekitar 3% - 5%. Praska pun menyarankan pelaku pasar untuk memilih saham dengan dividend yield yang menarik, yakni di atas 5%.
Praska merekomendasikan saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) dan PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX). Apalagi MPMX merupakan salah satu contoh dengan dividen yield besar di atas 10%.
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori, Arjun Ajwani menimpali bahwa konsistensi dan track record emiten dalam membagi dividen menjadi pertimbangan penting sebagai pilihan investasi, apalagi untuk koleksi jangka panjang.