Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Turunnya harga minyak dunia tidak selalu berbuah pahit. Analis menilai, masih ada beberapa emiten yang berpotensi mendulang cuan dari anjloknya harga minyak.
Vice President Research Artha Sekuritas Frederik Rasali mengatakan, sektor yang berpeluang meraup untung dari penurunan harga minyak adalah emiten yang bergerak di sektor manufaktur, transportasi, dan petrokimia (petrochemical).
Sebab, turunnya harga minyak dunia turut mengurangi ongkos produksi emiten-emiten tersebut.
Baca Juga: Harga BBM tak kunjung turun, begini penjelasan Dirut Pertamina
Namun, penurunan harga minyak mentah ini akan sia-sia apabila tidak dibarengi dengan pertumbuhan permintaan di industri tersebut.
“Hanya saja, bila kasusnya karena tidak ada permintaan di industri tersebut, sama saja tidak akan mendorong kinerja hingga akhir tahun,” tutur Frederik kepada Kontan.co.id, Selasa (21/4).
Stefanus Darmagiri, Analis Danareksa Sekuritas menilai PT United Tractors Tbk (UNTR) menjadi salah satu emiten yang diuntungkan dengan kondisi melemahnya harga minyak dunia.
Memang, di satu sisi UNTR menghadapi kondisi pelemahan harga batubara dan melemahnya permintaan alat berat. Namun, harga minyak mentah yang rendah dapat menekan total biaya karena biaya bahan bakar berkontribusi sekitar 20 - 25%.
Baca Juga: Harga minyak dunia anjlok bikin IHSG tergelincir ke di zona merah pada Selasa (21/4)
“Ini akan membantu perusahaan untuk mempertahankan pendapatan di tengah konsolidasi sektor batubara yang menghadapi prospek menantang,” tulis Stefanus dalam riset,(26/3).
Lebih lanjut,entitas Grup Astra ini diperkirakan akan diuntungkan dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Sebab, sebagian besar pendapatan UNTR dalam denominasi dolar AS sementara pelaporan keuangannya ditulis dalam rupiah.
Dus, Stefanus merekomendasikan beli (buy) saham UNTR dengan target harga Rp 23.000.
Untuk diketahui, penyebaran virus Corona (Covid-19) membuat harga minyak dunia semakin merana. Bahkan, pada perdagangan Senin (20/4), harga minyak dunia jenis West Texas Intermediate (WTI) menyentuh harga minyak terendah sepanjang sejarah. Kemarin, harga minyak untuk pengiriman Mei anjlok ke level US$ -37,63 per barel.
Baca Juga: Harga minyak dunia turun, begini dampaknya pada kinerja Samindo Resources (MYOH)
Frederik menilai, anjloknya harga minyak mentah berkaitan dengan penuhnya tempat penyimpanan di Amerika Serikat (AS) sehingga Negeri Paman Sam tersebut harus melakukan dumping dengan cara menurunkan harga.
Melihat kondisi oversupply ini, Frederik menilai bila negara-negara OPEC+ tidak melakukan pemangkasan produksi maka harga minyak mentah akan terus tertekan di kisaran US$ 22 – US$ 26 per barel.
“Atau bahkan bisa lebih rendah lagi bila kondisi permintaan semakin memburuk,” tutup dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News