Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
Sebaliknya, ketika harga minyak dunia melonjak, perusahaan akan menggenjot aktivitas eksplorasi. "Rule of thumb-nya, kalau harga minyak lagi tinggi, kita eksplorasi, karena harga aset mahal. Nanti kalau harga minyak lagi rendah, kita akuisisi, selama ada opportunity dan harga cocok," ujar Hilmi.
MEDC pun mencari peluang akuisisi terhadap aset migas di wilayah Indonesia maupun Asia Tenggara. Hilmi bilang, aset gas akan menjadi prioritas lantaran gas merupakan komoditas kunci untuk menjalankan transisi energi.
Prospek & Rekomendasi Saham
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo sepakat, penurunan harga komoditas tetap bisa menjadi momentum bagi emiten energi untuk mengembangkan usaha. Setidaknya dengan melakukan diversifikasi bisnis untuk menjaga keberlanjutan kinerja.
Sedangkan pada bisnis inti, Azis memperkirakan prospek pasar dan harga komoditas tidak akan secerah tahun lalu. "Hal ini akan membuat kinerja emiten energi melambat," sebut Azis.
Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih menimpali bahwa emiten energi dengan diversifikasi bisnis akan mendapatkan katalis positif. Emiten migas dan batubara pun ramai mendorong ekspansi bisnis ke segmen energi terbarukan, kendaraan listrik dan hilirisasi.
Baca Juga: Prediksi IHSG Hari Ini (2/2) Naik Lagi, Analis Rekomendasi Beli 3 Saham Pilihan
Hanya saja, aksi tersebut tidak bisa instan dan membutuhkan dana untuk investasi. Menimbang hal tersebut, Ratih melihat kemungkinan pada tahun ini pembagian dividen (dividend payout ratio) emiten energi akan minim.
"Mengingat ekspansi tersebut membutuhkan cash flow yang sehat. Oleh karena itu, kami netral untuk sektor energi di tahun ini," ungkap Ratih.
Namun secara teknikal, Ratih menjagokan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), dengan rekomendasi speculative buy untuk keduanya. Target harga AKRA ada di Rp 1.580, sedangkan untuk PGAS pada level Rp 1.720.
Sementara itu, Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Rio Febrian masih cukup optimistis dengan prospek emiten batubara. Sebab sejauh ini mayoritas emiten masih cenderung mendorong volume produksi di 2023.
Baca Juga: Intip Saham-Saham yang Paling Banyak Dikoleksi Asing Kemarin
Saham pilihan Rio adalah ADRO, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA). "Ketiga saham tersebut memiliki kapitalisasi pasar yang cukup besar dari mayoritas saham di sektor energi," kata Rio.
Sedangkan untuk emiten terkait migas, Rio merekomendasikan PGAS, MEDC, AKRA, dan ELSA. "Dapat diperhatikan karena mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih dengan rasio keuangan yang relatif baik," tandas Rio.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News