kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Emiten Sambut Baik Pemangkasan Pajak Impor CPO oleh India


Rabu, 16 Februari 2022 / 21:55 WIB
Emiten Sambut Baik Pemangkasan Pajak Impor CPO oleh India
ILUSTRASI. Pabrik kelapa sawit PT Mahkota Group Tbk


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kabar baik bagi emiten minyak sawit atau crude palm oil (CPO) datang dari India. Negara ini memutuskan untuk menurunkan pajak impor CPO dari 7,5% ke 5%. India memegang peranan penting bagi pasar CPO karena menjadi salah satu importir terbesar CPO dari Indonesia.

Kebijakan ini disambut baik oleh sejumlah emiten tanah air. Sekretaris Perusahaan PT Mahkota Group Tbk (MGRO) Elvi mengatakan, pihaknya sangat menyambut baik berita tersebut. Tentunya, kebijakan ini dapat meningkatkan volume ekspor serta produksi dari negara pengimpor.

“Walaupun selama ini MGRO hanya melakukan sebagian kecil ekspor CPO ke India, namun dengan penurunan pajak ini diharapkan pangsa pasar ke negara tersebut bisa meningkat lagi di masa mendatang,” terang Elvi kepada Kontan.co.id, Rabu (16/2).

Sementara itu, Direktur Utama PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) Santosa mengatakan, pihaknya akan melihat dampak pemangkasan pajak impor pada pergerakan harga internasional CPO nantinya. Sebab, AALI tidak pernah menargetkan tujuan ekspor tertentu. Karena produk CPO dan turunannya merupakan komoditas, kebijakan yang diambil AALI bersifat oportunistik saja.

Baca Juga: Bidik Penjualan Rp 94 Miliar, Begini Strategi OBM Drilchem (OBMD)

“Kami menentukan penjualan berdasarkan harga harian saja, dengan melihat mana yang memberikan dampak terbaik antara pasar ekspor dan domestik,” terang Santosa kepada Kontan.co.id, Senin (14/2).

Demikian pula dengan jenis produk yang dijual. Santosa bilang, AALI maksimalkan seluruh kapasitas yang ada sesuai kondisi pasar saja.

Di sisi lain, AALI mendukung penuh langkah dan kebijakan Pemerintah dalam menstabilkan harga minyak goreng domestik sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan Kementerian Perdagangan (Kemendag), dengan menjalankan komitmen kewajiban domestic market obligation (DMO) dan domestic price obligation (DPO), baik untuk CPO maupun turunannya.

Walaupun selama ini AALI tidak memproduksi minyak goreng, AALI bekerjasama dengan pabrik pengemasan dalam negeri telah mengalokasikan CPO maupun olein dengan DMO/DPO yang sesuai aturan yang dikeluarkan Kemendag per bulan.  Ini agar pasokan dan harga yang ditetapkan Kemendag bisa berjalan dengan baik.

Senada, MGRO juga mendukung implementasi kebijakan DMO dan DPO minyak goreng dari pemerintah. MGRO telah melakukan penjualan 20% dari hasil produksi CPO secara bertahap pada bulan Februari ini sesuai dengan harga yang ditentukan oleh pemerintah, yakni sebesar Rp 9.300 per kg. Ini untuk menjaga ketersediaan pasokan minyak goreng di pasar domestik dengan harga terjangkau.

Baca Juga: MIKA: Klaim Penanganan Covid-19 yang Belum Dibayar Pemerintah Sebesar 20%-30% di 2021

Meskipun belum melakukan ekspor ke luar negeri termasuk India, PT Gozco Plantations Tbk (GZCO) telah menyiapkan sejumlah strategi di tahun ini. Untuk memaksimalkan kinerja, GZCO melakukan peningkatan efisiensi /produktivitas per hektar dengan mulai replanting bibit sawit generasi baru.

Sehingga, produktivitas GZCO pun naik, dari sebelumnya produksi CPO hanya 4,5ton per hektar kini menjadi 7 ton per hektar. “Ditambahkan juga dosis pemupukan untuk tahun ini untuk menambahkan produksi, disertai degan regenerasi mesin-mesin pabrik kami,” terang Andrew Michael Vincent, Direktur GZCO kepada Kontan.co.id, Selasa (15/2).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×