kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.742.000   28.000   1,63%
  • USD/IDR 16.354   42,00   0,26%
  • IDX 6.516   -131,79   -1,98%
  • KOMPAS100 926   -15,28   -1,62%
  • LQ45 727   -11,27   -1,53%
  • ISSI 204   -5,48   -2,62%
  • IDX30 379   -5,12   -1,33%
  • IDXHIDIV20 454   -6,82   -1,48%
  • IDX80 105   -1,64   -1,53%
  • IDXV30 108   -1,53   -1,40%
  • IDXQ30 124   -1,87   -1,49%

Emiten Ramai Tebar Dividen, Ini Beberapa Saham Rekomendasi Analis


Jumat, 14 Maret 2025 / 07:40 WIB
Emiten Ramai Tebar Dividen, Ini Beberapa Saham Rekomendasi Analis
ILUSTRASI. Suasana di Bursa Efek Indonesia , Jakarta. Musim pembagian dividen sudah tiba. Sejumlah emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai mengumumkan pembagian dividen dari buku tahun 2024.. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/29/02/2025


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Musim pembagian dividen sudah tiba. Sejumlah emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai mengumumkan pembagian dividen dari buku tahun 2024.

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengumumkan dividen final dari kinerja tahun buku 2024 senilai Rp 300 per saham atau total senilai Rp 37 triliun.

PT Astra International Tbk (ASII) bakal membagikan dividen final sebesar Rp 308 per saham untuk tahun buku 2024. Nantinya, setiap pemegang saham akan mendapatkan dividen Rp 308 per saham.

Lalu, ada PT XL Axiata Tbk (EXCL) akan membagikan dividen Rp 1,12 triliun dari laba bersih tahun buku 2024. Jumlah tersebuat setara dengan 62% laba bersih. Nantinya setiap pemegang saham EXCL akan memperoleh dividen Rp 85,7 per saham.  

Baca Juga: Sejumlah Emiten Ini Bakal Bagi-Bagi Dividen, Simak Rekomendasi Sahamnya

VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi mengatakan, jika dilihat dari dividend yield, maka saham ASII menjadi yang paling menarik dengan yield sebesar 6,5%. Lalu, disusul EXCL sebesar 3,78% dan BBCA sebesar 2,78%. Ini dengan asumsi harga saham mereka per 13 Maret 2025.

Ketiga emiten tersebut tergolong sebagai dividen player dan masuk dalam kategori cyclical, karena sensitif terhadap sentimen ekonomi makro. Sehingga, ketiga emiten itu masih akan berpeluang menarik dengan beberapa sentimen.

Pertama, potensi pemangkasan suku bunga, seiring dengan cost of credit yang dapat ditekan dan meningkatkan kredit konsumsi. Kedua, pertumbuhan ekonomi yang stabil di atas 5% yang dapat menjadi pondasi daya beli masyarakat dan terjaganya pertumbuhan inflasi.

Ketiga, potensi normalisasi rupiah seiring dengan indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang terdepresiasi di tengah kekhawatiran dampak kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump.

Audi berpandangan, dividen tetap akan menjadi pemanis di tengah ketidakpastian ekonomi yang meningkat saat ini. 

Selain itu, ada kekhawatiran pasar akan optimalisasi dividen dari BUMN. Khususnya, yang dikelola Danantara, karena mengurangi potensi ekspansi emiten tersebut. 

“Jika melihat dari sisi dividend yield, maka kami masih melihat sektor energi pertambangan masih akan menjadi jawara dengan royal dividen,” paparnya.

Audi pun merekomendasikan beli untuk BBCA, ASII, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk(INDF) dengan target harga masing-masing Rp 10.400 per saham, Rp 5.300 per saham, Rp 670 per saham, dan Rp 8.300 per saham.

Baca Juga: Pembagian Dividen Jadi Sentimen Penopang IHSG, Intip Saham Pilihan untuk Kamis (13/3)

Head of Investment Specialist Maybank Sekuritas, Fath Aliansyah Budiman melihat, saat ini yang harus diperhatikan adalah potensi pertumbuhan yang menarik selain dividen yang dibagikan dari kinerja 2024. 

“Seandainya emiten tersebut potensi pertumbuhan kinerjanya terbatas, sangat disarankan entry point yang dapat dipertimbangkan setelah rilis laporan keuangan kuartal I nanti,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (13/3).

Sementara, dari konstituen indeks High Dividend20 (HIDIV20), salah satu emiten yang punya pangsa ekspor, seperti PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) bisa diperhatikan oleh investor.

“Meskipun nantinya daya beli masyarakat melemah, perusahaan masih bisa mencari alternatif kontribusi pertumbuhan pendapatan dari pasar ekspor,” ungkapnya.

Analis Infovesta Utama, Ekky Topan melihat, dari ketiga emiten tersebut, BBCA tetap bisa menjadi pilihan utama, karena stabilitas kinerja dan rekam jejaknya sebagai bank dengan manajemen risiko terbaik di Indonesia, meskipun imbal hasil dividen tahun 2024 terbilang kecil.

Secara keseluruhan, emiten pembagi dividen masih menarik di tengah pasar yang saat ini cenderung lesu. Namun, ada tantangan bagi saham bank BUMN yang menghadapi ketidakpastian akibat keterlibatan dalam program Danantara. 

“Jadi, dalam hal ini emiten non BUMN dalam konstituen HIDIV20  mungkin bisa menjadi alternatif yang lebih stabil,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (13/3).

Menurut Ekky, emiten dengan imbal hasil dividen (dividend yield) tinggi biasanya adalah emiten batubara dan perbankan. Namun, dengan kondisi saat ini, konstituen HIDIV20 yang bisa diperhatikan adalah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO), ICBP, dan PT JAPFA Comfeed Indonesia Tbk (JPFA).

Untuk ANTM, target harganya adalah Rp 1.800 - Rp 2.000 per saham. SIDO target harganya di Rp 730 per saham, JPFA Rp 2.500 per saham, dan ICBP Rp 12.000 per saham.

Baca Juga: Siap-Siap, Saham Blue Chip Ini Akan Bayar Dividen Jumbo Rp 1,12 Triliun

Economist Panin Sekuritas, Felix Darmawan melihat, BBCA masih jadi pilihan utama, karena fundamental yang kuat, profit yang stabil, dan dividen yield yang cukup menarik di kisaran 3,5% untuk tahun buku 2024.

Lalu, ASII punya performa yang solid dari sektor keuangannya, meskipun harga sahamnya sempat turun di 2024. 

“Sementara, EXCL (PT XL Axiata Tbk) berpotensi tumbuh kinerja keuangannya, karena meningkatnya kebutuhan data, meskipun belum ada katalis kuat,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (13/3).

Menurut Felix, saham pembagi dividen juga masih menarik, terutama emiten non-BUMN. Hal itu mengingat sentimen Danantara yang bisa mempengaruhi kebijakan dividen BUMN.

Investor juga masih berburu dividen di tengah pasar saham yang lesu. Saham batubara pun bisa menjadi alternatif karena memberikan dividend yield yang superior.

“Namun, mungkin tidak akan sebesar tahun-tahun sebelumnya, karena normalisasi harga batubara,” paparnya.

Panin Sekuritas merekomendasikan beli untuk BBCA, ASII, dan EXCL dengan target harga masing-masing Rp 12.000 per saham, Rp 5.500 per saham, dan Rp 2.700 per saham.

Selanjutnya: Waspada! Entitas Keuangan Ilegal Makin Gencar Bermunculan Selama Ramadan

Menarik Dibaca: 5 Cara Memakai Softlens yang Aman bagi Pemula biar Mata Tidak Merah dan Iritasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×