kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.932.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.305   -5,00   -0,03%
  • IDX 6.832   -37,03   -0,54%
  • KOMPAS100 989   -6,89   -0,69%
  • LQ45 760   -4,16   -0,54%
  • ISSI 222   -0,69   -0,31%
  • IDX30 392   -3,26   -0,83%
  • IDXHIDIV20 456   -5,40   -1,17%
  • IDX80 111   -0,56   -0,51%
  • IDXV30 113   -1,23   -1,08%
  • IDXQ30 127   -0,89   -0,69%

Emiten Ramai-Ramai Terbitkan Surat Utang, Cermati Rekomendasi Analis


Rabu, 25 Juni 2025 / 21:44 WIB
Emiten Ramai-Ramai Terbitkan Surat Utang, Cermati Rekomendasi Analis
ILUSTRASI. Kapal kontainer PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR).


Reporter: Dimas Andi | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten cukup aktif mengumumkan rencana penerbitan surat utang, baik obligasi dan sukuk, setidaknya dalam sepekan terakhir. Mereka tampak memanfaatkan momentum pelonggaran suku bunga acuan.

Salah satu emiten yang berencana menerbitkan obligasi adalah PT RMK Energy Tbk (RMKE). Emiten jasa logistik pertambangan ini telah mendapatkan pra efektif untuk penerbitan obligasi berkelanjutan tahap I tahun 2025 dengan target dana sebesar Rp 1,5 triliun. Pada tahap pertama tahun ini, rencananya RMKE akan menerbitkan obligasi dengan dana sebesar Rp 500 miliar. 

Dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum Obligasi ini setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan dialokasikan untuk modal kerja. Sebanyak 90% dana digunakan sebagai pinjaman kepada anak usaha, RMKN, yang akan dimanfaatkan untuk pengadaan batubara dari pemasok guna mendukung pertumbuhan penjualan serta optimalisasi rantai pasok RMKN. 

Pekan lalu, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) juga mengumumkan rencana penerbitan Obligasi Berkelanjutan I BUMI Tahap I Tahun 2025. Nilai pokok dalam obligasi tersebut ditetapkan sebanyak-banyaknya Rp 350 miliar.

Obligasi ini terbagi dalam tiga seri, yakni Seri A yang berjangka waktu 370 hari kalender, Seri B yang berjangka waktu 3 tahun, dan Seri C yang berjangka waktu 5 tahun sejak tanggal emisi. BUMI belum menentukan tingkat bunga per tahun dan jumlah pokok pada masing-masing seri obligasi tersebut.

Baca Juga: Medco Energi (MEDC) Sukses Terbitkan Surat Utang Senior US$ 400 Juta

Seluruh dana yang diperoleh dari penerbitan obligasi ini akan digunakan BUMI dalam rangka pengembangan bisnis perusahaan, yakni untuk mendanai sebagian dari total nilai rencana akuisisi terhadap Wolfram Limited, perusahaan tambang emas dan tembaga asal Australia.

Selain itu, ada PT Barito Pacific Tbk (BRPT) yang juga berencana menerbitkan Obligasi Berkelanjutan IV Barito Pacific Tahap I Tahun 2025 dengan nilai pokok sebesar Rp 1 triliun.

Berdasarkan laporan prospektus, obligasi ini terdiri dari tiga seri, antara lain Seri A dengan jangka waktu 3 tahun, Seri B dengan jangka waktu 5 tahun, dan Seri C dengan jangka waktu 7 tahun sejak tanggal emisi. Namun, BRPT belum mengumumkan jumlah pokok dan tingkat bunga atas seri obligasi tersebut.

BRPT akan menggunakan seluruh dana obligasi tersebut untuk pembayaran pinjaman dan obligasi yang pernah diterbitkan sebelumnya.

Emiten pelayaran, PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) turut berencana menerbitkan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Samudera Indonesia Tahap II Tahun 2025 dengan sisa imbalan Ijarah sebesar Rp500 miliar.

Seluruh dana dari hasil penerbitan sukuk ijarah ini akan digunakan SMDR untuk membiayai anak usahanya, yaitu PT Galangan Samudera Madura (GSM) dengan sistem bagi hasil dengan proyeksi tingkat imbal hasil setara dengan suku bunga penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk (TBIG) ikut menawarkan dua instrumen surat utang sekaligus senilai Rp 1,5 triliun. Dalam hal ini, TBIG bakal menerbitkan Obligasi Berkelanjutan VII Tahap I Tahun 2025 dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2025, masing-masing senilai Rp 750 miliar.

Penerbitan dua instrumen surat utang ini merupakan strategi pendanaan jangka panjang TBIG dalam menjaga struktur modal yang sehat sekaligus mendukung ekspansi infrastruktur telekomunikasi.

Baca Juga: POWR Terbitkan Surat Utang US$ 350 Juta Guna Tingkatkan Likuiditas

Ada pula PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) yang akan menerbitkan obligasi senilai Rp 150 miliar sebagai bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) I Tahap I 2025.

Nantinya, sebanyak Rp 89 miliar dari hasil penerbitan obligasi ini digunakan untuk tambahan setoran modal kepada entitas usaha tidak langsung TOBA yaitu Asia Medical Enviro Services Pte Ltd yang bergerak di bidang pengelolaan limbah industri di Singapura. Sedangkan sisanya sebesar Rp 61 miliar akan dipakai untuk melunasi sebagian pokok obligasi TOBA yang jatuh tempo pada 2026 mendatang.

Investment Analyst Infovesta Utama Ekky Topan mengatakan, tren penerbitan obligasi oleh sejumlah emiten kemungkinan didorong oleh beberapa faktor. Salah satu yang jadi faktor utama adalah momentum kebijakan moneter yang sudah mulai longgar seiring suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang sekarang ada di level 5,50%.

“Ini menjadi peluang bagi perusahaan untuk mengunci biaya pendanaan yang lebih murah sebelum suku bunga kembali berubah,” ujar dia, Rabu (25/6).

Dengan suku bunga yang lebih rendah, ini juga menjadi kesempatan emas bagi emiten untuk melakukan refinancing guna memangkas beban bunga utang. Caranya dengan mengganti surat utang lama dengan surat utang baru yang memiliki tingkat bunga lebih rendah.

Baca Juga: Tower Bersama Infrastructure (TBIG) Siap Terbitkan Surat Utang US$ 900 Juta

Selain itu, mayoritas emiten yang menerbitkan obligasi atau sukuk memang memiliki urgensi untuk segera merealiasikan agenda ekspansi, di mana ekspansi ini membutuhkan pendanaan besar. Hal ini terlihat pada BUMI yang butuh dana untuk akuisisi tambang emas dan tembaga di Australia ataupun TBIG yang memerlukan biaya untuk pengembangan infrastruktur telekomunikasi.

Investment Analyst Edvisor Provina Visindo Indy Naila berpendapat, penerbitan obligasi atau sukuk tentu bakal efektif bagi emiten-emiten yang memiliki arus kas melimpah serta rasio likuiditas keuangan maupun profitabilitas stabil. “Namun, tetap saja ada risiko pasar yaitu lonjakan yield surat utang Indonesia,” imbuh dia, Rabu (25/6).

Pasar obligasi pada dasarnya juga rawan tertekan akibat sentimen global seperti peningkatan eskalasi konflik geopolitik atau volatilitas nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Sentimen ini dapat menyebabkan para investor cenderung menghindari instrumen seperti obligasi korporasi, terutama dari sektor-sektor industri yang dianggap lebih berisiko.

Kondisi ini dapat menyebabkan penyerapan pasar yang lebih rendah atau under-subscribed serta pricing yang tidak optimal, sehingga emiten tidak mendapat manfaat yang maksimal dari penerbitan surat utang.

“Namun, selama fundamental emiten cukup solid dan memiliki rekam jejak pembayaran yang baik, maka penerbitan obligasi tetap menjadi langkah yang efisien dan rasional untuk mendukung pertumbuhan bisnis,” jelas dia.

Kedua analis sepakat, tren penerbitan surat utang masih berpotensi ramai sampai akhir tahun nanti, terutama bagi emiten yang membutuhkan pendanaan untuk ekspansi bisnis. Faktor seperti dinamika makro ekonomi, perkembangan arah kebijakan suku bunga acuan, hingga likuiditas keuangan tentu jadi pertimbangan bagi emiten yang hendak merilis obligasi atau sukuk.

Dari sekian emiten yang baru-baru ini berencana menerbitkan surat utang, Indy merekomendasikan beli saham SMDR dengan target harga di level Rp 372 per saham.

Sementara menurut Ekky, saham TBIG cukup menarik untuk diakumulasi oleh investor di kisaran harga Rp 2.100—2.150 per saham dengan target swing ke level Rp 2.300 per saham. Saham TBIG juga berpotensi menuju target harga lanjutan di kisaran Rp 2.450 per saham.

Untuk emiten lainnya, Ekky menyarankan investor untuk menunggu momentum yang lebih positif mengingat kondisi pasar masih cenderung melemah.

Baca Juga: Global Mediacom (BMTR) Terbitkan Surat Utang Rp 1,4 Triliun, Imbal Hasil sampai 7,9%

Selanjutnya: Trump Sebut Serangan ke Iran sebagai 'Kemenangan untuk Semua Orang'

Menarik Dibaca: DLH Jakarta Jalankan Pilot Project Pengelolaan Sampah di 6 Kelurahan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×