Reporter: Hasyim Ashari | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Emiten yang bergelut di bidang produksi plastik tertolong oleh rendahnya harga minyak mentah. Apalagi harga plastik dunia tidak mengalami penurunan sehingga margin laba emiten plastik lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
Analis NH Korindo Securities, Joni Wintarja menilai, tantangan emiten plastik di tahun 2017 yaitu keinginan negara Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) untuk menaikkan harga minyak mentah dunia. Tentunya ini akan mempengaruhi kinerja emiten plastik.
"Tentunya ini akan mempengaruhi kinerja emiten plastik. Jika terjadi, margin laba tidak akan setinggi kemarin," ujarnya kepada KONTAN beberapa waktu lalu.
Belum lagi, tahun ini juga pengenaan cukai plastik mungkin akan diterapkan, dan tentunya akan mempengaruhi kinerja industri plastik.
Pendapatan emiten tentunya akan meningkat drastis. Namun, dari sisi net profit akan lebih kurang sama dengan tahun lalu.
Sebab plastik sudah menjadi kebutuhan pokok, sehingga permintaan dari masyarakat tidak akan berkurang. Kecuali harga cukai plastik yang ditetapkan itu besar, tentunya akan mempengaruhi permintaan masyarakat.
"Jadi prospek saham ada kemungkinan besar emiten plastik akan sideways di tahun ini untuk wait and see pergerakan harga minyak bumi," ungkapnya.
Hal sama juga disampaikan analis Asjaya Indosurya Securities, William Surya Wijaya membenarkan industri plastik sangat terpengaruh terhadap dengan kenaikan harga minyak mentah.
"Sedangkan tantangan lain adalah kesadaran massa terhadap penggunaan platik akan cukup mempengaruhi permintaan plastik," ungkapnya
Emiten yang memproduksi bahan baku biji plastik antara lain PT Tintan Kimia Nusantara Tbk (FPNI), PT Asiaplast Industries Tbk (APLI), PT Argha Karya Prima Industry Tbk (AKPI), PT Champion Pacific Indonesia Tbk (IGAR), Yanaprima Hastapersada Tbk (YPAS) dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News