kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Emiten otomotif menstarter mesin lagi


Rabu, 02 Maret 2016 / 07:29 WIB
Emiten otomotif menstarter mesin lagi


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Tahun ini emiten otomotif bisa menstarter mesin penjualan lagi, setelah mandek sepanjang tahun lalu. Lihat saja, selama tahun 2015 jumlah mobil terjual 1 juta unit, turun 16,1% dibandingkan dengan 1,2 juta unit pada tahun 2014.

Penurunan penjualan ini menyeret turun laba bersih emiten yang mengandalkan sektor otomotif. Laba PT Astra International Tbk (ASII), misalnya, turun 25% menjadi Rp 14,46 triliun. Sementara pendapatan tahun lalu mencapai Rp 184,19 triliun atau turun 9% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Sedangkan PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) masih menderita kerugian di tahun 2015. Namun, kerugian IMAS turun 46,2% jika dibanding dengan tahun sebelumnya. Perseroan mencetak rugi bersih sebesar Rp 69,5 miliar pada tahun 2015, turun 46,2% dari rugi bersih 2014 Rp 129,3 miliar. Pendapatan usaha IMAS juga turun 7% yoy ke Rp 18,07 triliun.

Barometer ekonomi Kinerja emiten otomotif selalu berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi. Kiswoyo Adi Joe, Managing Partners Investa Saran Mandiri, mengatakan, tantangan penjualan mobil tahun ini tidak akan seberat tahun 2015.

Menurutnya, jika pertumbuhan ekonomi bisa di atas 5%, pendapatan emiten saham otomotif bisa naik 5%-10%. Ia menilai, data-data ekonomi domestik mulai membaik. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS juga mulai stabil.

Segendang sepenarian, Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker Indonesia juga mengemukakan, harga saham-saham emiten otomotif bisa kembali bangkit. "Saya memperkirakan, tahun ini akan bertumbuh, bukan menurun seperti tahun lalu," ujar Satrio.

Meski demikian, masih ada beberapa tantangan untuk industri otomotif pada tahun ini, seperti ketatnya persaingan. Arief Budiman, Analis Ciptadana Securities memperkirakan, prospek penjualan mobil masih tetap menantang.

Namun, ASII akan merasakan dampak positif dari tingkat bunga yang lebih rendah pada semester II. Arief memperkirakan. penjualan mobil ASII akan meningkat sebesar 7% pada tahun ini.

"Divisi otomotif sangat terpengaruh tingkat suku bunga. Ekonom kami memperkirakan, BI rate akan terpangkas hingga 6,75% pada tahun ini," ujar Arief, dalam risetnya 26 Februari 2016.

Ia merekomendasikan hold saham ASII dengan target harga Rp 6.900 per saham. Namun, Kiswoyo merekomendasikan buy ASII dan IMAS dengan target harga masing-masing Rp 8.500 per saham dan Rp 3.000 per saham.

Sementara Satrio merekomendasikan akumulasi beli perseroan dengan target harga Rp 8.200 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×