kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   16.000   0,85%
  • USD/IDR 16.220   -29,00   -0,18%
  • IDX 6.915   -12,32   -0,18%
  • KOMPAS100 1.007   -0,64   -0,06%
  • LQ45 771   -2,07   -0,27%
  • ISSI 227   0,47   0,21%
  • IDX30 397   -1,97   -0,49%
  • IDXHIDIV20 459   -2,95   -0,64%
  • IDX80 113   -0,11   -0,10%
  • IDXV30 114   -0,70   -0,61%
  • IDXQ30 128   -0,64   -0,49%

Emiten otomotif menginjak pedal rem


Rabu, 05 Agustus 2015 / 07:47 WIB
Emiten otomotif menginjak pedal rem


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kinerja emiten sektor otomotif melempem selama semester I 2015. Melambatnya pertumbuhan ekonomi domestik menyebabkan rapor emiten memburuk, bahkan ada yang merah alias menderita kerugian. Misalnya, PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS), per akhir Juni 2015 mencatatkan kerugian bersih senilai Rp 69,64 miliar.

Beban yang harus ditanggung tak sebanding dengan pendapatan. Di separuh pertama tahun ini, pendapatan bersih IMAS naik tipis 1,63% year-on-year (yoy) menjadi Rp 9,38 triliun. Sementara sejumlah beban meningkat. Beban penjualan menanjak dari Rp 596,99 miliar menjadi Rp 697,39 miliar. Beban umum dan administrasi pun meningkat 15% (yoy) menjadi Rp 572,19 miliar.

Beban keuangan membengkak 2,36% menjadi Rp 357,62 miliar. Emiten Grup Salim ini juga membukukan beban akibat perubahan neto nilai wajar investasi tersedia untuk dijual sebesar Rp 267,07 miliar. Jumlah ini melonjak dari Juni tahun lalu, Rp 140,65 miliar. Alhasil, kerugian tidak terelakkan. Padahal di akhir Juni 2014, IMAS masih mencetak laba bersih sekitar Rp 33,13 miliar.

Kemunduran juga dialami PT Astra International Tbk (ASII). Per akhir Juni 2015, pendapatan bersih ASII senilai Rp 92,5 triliun. Padahal, di periode sama tahun lalu, pendapatannya menembus angka Rp 101,52 triliun. Beban penjualan ASII naik 4,92% (yoy) menjadi Rp 4,48 triliun. Beban umum dan administrasi naik 7,49% menjadi Rp 5,31 triliun. Biaya keuangan ASII juga melonjak 26,77% menjadi Rp 625 miliar.

Hal itu menyebabkan laba bersih ASII menyusut 18% menjadi Rp 8,05 triliun. Laba divisi otomotif yang menyumbang 40% total laba bersih merosot 14,5% (yoy) menjadi Rp 3,42 triliun. Hal serupa terjadi pada PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX). Laba bersih emiten ini menyusut 18% (yoy) menjadi Rp 232,76 miliar.

Sementara pendapatan bersih tumbuh 4,34% menjadi Rp 8,18 triliun. Bottom line MPMX menyusut lantaran beban usahanya naik dari Rp 673,73 miliar menjadi Rp 819,9 miliar. MPMX juga harus menanggung biaya keuangan senilai Rp 126,63 miliar dan beban pajak penghasilan Rp 104,93 miliar.

Troy Parwata, Direktur Utama MPMX, dalam pernyataan resminya menilai, kondisi makro ekonomi turut mempengaruhi industri otomotif. "Kelesuan ekonomi membuat penjualan motor di dua wilayah, Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur turun 7%," tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×