Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
Research Analyst Stocknow.id Emil Fajrizki mengamati pertumbuhan kinerja mayoritas emiten migas menunjukkan perusahaan di sektor ini mampu memanfaatkan momentum kenaikan harga komoditas di tengah fluktuasi yang cukup kencang.
Selain itu, sejumlah emiten juga menggelar aksi ekspansi, termasuk melalui akuisisi.
Sedangkan dari sisi pergerakan saham, laju emiten migas bervariasi digerakkan oleh sentimen fluktuasi harga minyak mentah dunia.
Baca Juga: Kinerja Emiten Otomotif Diproyeksi Melambat di Kuartal II, Simak Rekomendasi Analis
"Saat ini, volatilitas yang tinggi dapat menyebabkan harga saham migas bergerak tidak menentu. Namun kenaikan jangka pendek masih mungkin terjadi bila harga minyak mentah global kembali naik," kata Emil kepada Kontan.co.id, Senin (4/11).
Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas sepakat, performa emiten migas di sisa tahun ini tergantung dari pergerakan harga minyak.
"Saat ini volatilitas harga minyak cukup meningkat karena ketidakpastian ekonomi dan tensi geopolitik naik turun," ujar Sukarno.
Baca Juga: WIintermar Offshore Marine (WINS) Memacu Kinerja di Sisa Tahun
Dus, Sukarno menyarankan agar pelaku pasar mencermati pergerakan harga minyak dunia sebagai pertimbangkan trading plan pada saham-saham emiten migas. "Jika ada sinyal beli dan harga minyak rebound bisa trading buy jangka pendek," imbuh Sukarno.
Sukarno memandang saham PGAS, ELSA, MEDC, ENRG dan WINS menarik dikoleksi. Secara teknikal, Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo menyarankan wait and see saham PGAS mencermati support Rp 1.430 dan resistance pada level Rp 1.600.
Kemudian, William menyarankan pelaku pasar memperhatikan peluang buy on weakness pada saham ELSA, MEDC dan WINS. Sedangkan Emil menyodorkan saham MEDC, PGAS dan ELSA dengan target harga masing-masing di level Rp 1.350, Rp 1.580, dan Rp 490 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News