kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Emiten media mendulang iklan di bulan Ramadan


Senin, 13 Mei 2019 / 17:01 WIB
Emiten media mendulang iklan di bulan Ramadan


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bulan Ramadan menjadi bulan yang ditunggu-tunggu bagi para emiten media. Bagaimana tidak, di bulan ini para emiten media bisa mendulang berkah dari kenaikan jumlah iklan.

Hal tersebut diakui oleh Direktur Utama PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) David Fernando Audy yang menilai, bulan Ramadan ini akan mengerek kinerja perusahaan di kuartal II-2019.

"Karena di bulan Ramadan fast-moving consumer goods (FMCG) akan beriklan lebih banyak," ungkapnya kepada Kontan.co.i, Senin (13/5).

Apalagi situasi politik pasca Pilpres Kemarin sudah lebih kondusif, sehingga menurutnya, daya beli masyarakat terjaga karena inflasi rendah.

Maka itu, ia menargetkan pendapatan di kuartal II-2019 akan lebih baik dibanding tiga bulan pertama tahun ini. Dari segi pendapatan, MNCN berharap bisa mempertahankan pertumbuhan hingga double digit.

"Saat kuartal I-2019, pendapatan naik double digit. Utk kuartal II, mudah mudahan bisa dipertahankan," tambah Andy. 

Namun yang jelas, saat ini perusahaan milik Taipan Hary Tanoesoedibjo itu masih fokus untuk menumbuhkembangkan pendapatan iklan dan penjualan lisensi konten digital.

Sebab, kedua hal ini merupakan sumber pendapatan baru bagi MNCN dan kenaikannya sangat pesat. 

Harapan yang sama juga diungkapkan emiten media dari grup EMTEK, PT Surya Citra Media Tbk (SCMA).

"Harapannya hasilnya akan lebih baik lagi dari tahun sebelumnya," tutur Sekretaris Perusahaan SCMA Gilang Iskandar. 

Setali tiga uang, ia juga belum bisa memberikan perkiraan pendapatan perusahaan di Ramadan tahun ini.

"Karena Ramadan baru masuk minggu kedua, Jadi belum dapat gambaran keseluruhan program," kata Gilang. 

Tapi sejatinya, para analis memperkirakan di kuartal II-2019 ini para emiten media akan mendulang kenaikan dari pendapatan iklan.

Hal itu seiring niat FMCG untuk memasang iklan meningkat. Terlebih, masing-masing perusahaan televisi ini memiliki program khusus untuk sahur dan berbuka.

"Program sahur dan menjelang berbuka, bisa meningkatkan audience share sehingga menarik minat para emiten FMCG untuk memasang iklan di acara tersebut," jelas Kepala Riset BCA Sekuritas Achmad Yaki kepada Kontan.co.id.

Walaupun program Ramadan bisa menambah beban produksi emiten tapi setidaknya bisa ditutupi dengan iklan yang didapat. Tapi memang, Yaki membaca, emiten FMCG ini akan aktif mengiklan saat momen Lebaran, Natal, dan tahun baru.

Maka itu, ia berpendapat emiten media ini bisa dilirik investor karena price to earning ratio (PER) sudah murah SCMA di -2SD (standard deviasi) dan MNCN -1,5SD (standard deviasi).

Sekadar tahu saja, di kuartal I ini, pendapatan MNCN masih tumbuh 18% yoy menjadi Rp 1,88 triliun, SCMA naik 8,12% yoy Rp 1,25 triliun, dan VIVA turun 16,39% yoy Rp 522,96 miliar.

Atas hal ini, Analis Mirae Sekuritas Christine Natsya masih merasa kalau sektor media masih belum cukup atraktif di tahun ini. Karena sejatinya, efek Ramadan kali ini maish akan sama dengan tahun-tahun sebelumnya.

"Program sahur memang selalu ada tiap tahunnya, jadi tambahan pendapatan juga pasti selalu ada. Tidak ada spesialnya buat tahun ini untuk industri media," katanya kepada Kontan.co.id.

Maka itu ia masih merekomendasikan netral untuk sektor industri. Alasannya, pertama banyak perusahaan saat ini lebih banyak promosi ketimbang iklan di TV. Kedua, pertumbuhan emiten media di 2019 prospeknya lebih lambat dari 2018.

Ketiga, sektor re-rating harus bergantung pada pendapatan iklan digital yang kontribusinya semakin besar. Christine merekomendasikan hold SCMA di Rp 1.750 dan trading buy MNCN di Rp 1.100.

Sementara Yaki merekomendasikan buy SCMA di Rp 25.000, hold MNCN Rp 850, dan buy VIVA di Rp 148.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×