Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Musim bagi-bagi dividen tiba. Bahkan, tahun ini, pembagian dividen terasa lebih spesial. Sebab, sejumlah emiten perusahaan negara atau pelat merah memperbesar payout ratio dividennya.
PT PP Tbk (PTPP) tahun ini membagi dividen 30% dari laba bersih 2016. Tahun lalu, PTPP hanya membagikan 20% laba sebagai dividen. "Dividen akan kami bayar April," kata Direktur Utama PTPP Tumiyana, Kamis (16/3).
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) malah membagi 45% laba sebagai dividen tahun buku 2016. Bandingkan dengan payout ratio tahun buku 2015 yang hanya 30%. Meski payout ratio melonjak, total dividen BMRI cuma naik 1,8% ketimbang dividen 2015. Pasalnya, laba bersih BMRI tahun lalu turun.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) juga membagi dividen dengan payout ratio 40%. Ini lebih tinggi ketimbang payout ratio untuk tahun buku 2015, yakni 30%. Payout ratio PT Jasa Marga Tbk (JSMR) juga membesar dari 20% menjadi 30%. Kenaikan payout ratio ini sesuai dengan titah pemerintah.
Aloysius Kiik Ro, Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN mengatakan, pemerintah menargetkan pemasukan dividen Rp 41 triliun. Angka ini naik 11% dibanding tahun lalu. "Besaran payout ratio masing-masing perusahaan berbeda," kata dia.
Besaran payout ratio mempertimbangkan sektor bisnis, ekspansi, iklim industri dan hal lain. "Jadi, besarannya tidak absolut, ada juga yang mencapai 50%," imbuh Aloy.
Dengan payout ratio yang lebih besar, cadangan kas dari laba ditahan otomatis mengecil. Tapi ini tidak serta-merta membatasi ekspansi emiten. "Karena sebelumnya, pemerintah sudah banyak menyuntik PMN," kata analis First Asia Capital David Sutyanto kepada KONTAN.
Apalagi, pemasukan dari dividen akan digunakan untuk menutup kekurangan APBN. Dengan APBN lebih besar, akan banyak proyek infrastruktur terealisasi. Ini bisa menjadi berkah bagi emiten konstruksi dan bank. Bagi investor, "Semakin tinggi kenaikan payout ratio akan makin menarik," jelas David.
Bima Setiaji, analis NH Korindo Securities menambahkan, dengan sentimen yield dividen tinggi, investor akan ramai-ramai memburu saham itu. Otomatis, harga sahamnya terangkat. "Sehngga, selain yield, investor juga akan memperoleh capital gain," jelas Bima.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News