kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Emiten konstruksi mengandalkan bisnis properti perbesar porsi pendapatan berulang


Rabu, 22 Januari 2020 / 21:06 WIB
Emiten konstruksi mengandalkan bisnis properti perbesar porsi pendapatan berulang
ILUSTRASI. Suryacipta Square di Karawang


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa emiten konstruksi tengah berupaya meningkatkan porsi pendapatan berulang (recurring income) untuk menjaga bisnis terus berkelanjutan.  Emiten konstruksi umumnya menggantungkan recurring income pada bisnis properti.

Adapun, hingga saat ini rata-rata porsi recurring income perusahaan konstruksi masih terbilang kecil.

Hanya PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) yang memiliki porsi recurring income cukup besar yaitu mencapai 29,45%. Pada laporan keuangan September 2019, SSIA memiliki pendapatan berulang dari perhotelan dan biaya perawatan apartemen, masing-masing sebesar Rp 600,87 miliar dan Rp 214,68 miliar.

Baca Juga: PP Properti siapkan belanja modal sekitar Rp 877 miliar tahun ini, untuk apa saja?

Sedangkan pendapatan SSIA pada periode tersebut mencapai Rp 2,77 triliun.  

Sekretaris Perusahaan Surya Semesta Internusa Erlin Budiman mengatakan, perusahaan akan menjaga kestabilan porsi tersebut hingga tahun ini. “Recurring income sekitar 30% cukup stabil dibanding tahun 2019,” jelas dia kepada Kontan, Rabu (22/1).

Justru, perusahaan konstruksi pelat merah, yang memiliki skala bisnis lebih besar, memiliki porsi recurring income yang jauh lebih kecil bila dibanding SSIA. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) misalnya, tahun ini baru memiliki rasio recurring income terhadap total pendapatan sebesar 1,2%.

Baca Juga: Investor Korea Selatan suntikan dana US$ 650 Juta untuk pembangunan PLTA Maung

Tapi, dalam empat tahun ke depan, perusahaan menargetkan porsi recurring income mencapai 15%. “Target porsi recurring income tahun ini adalah sekitar 3%-4%,” imbuh Sekretaris Perusahaan WIKA Mahendra Vijaya.

Recurring income tersebut akan diraih melalui pengembangan bisnis WIKA dari sektor power dan infrastruktur serta kontribusi bisnis realty dan property. “Beberapa jalan tol juga akan beroperasi di tahun ini seperti tol Balikpapan – Samarinda, juga akan berkontribusi terhadap recurring income,” jelas Mahendra. 

WIKA juga tengah melirik bisnis baru di bidang Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Berdasarkan catatan Kontan, WIKA melihat potensi bisnis SPAM masih cukup besar, dari total penduduk Indonesia saat ini, baru 47% yang memiliki akses air bersih. Sehingga sisanya sebesar 53% menjadi potensi recurring income bagi WIKA.

Strategi bisnis yang dijalankan WIKA juga dilakukan oleh PTPP. Direktur Keuangan PTPP Agus Purbianto mengatakan tahun ini perusahaan akan meningkatkan porsi recurring income menjadi 3% dengan menggenjot kinerja anak perusahaan yang bergerak di sektor properti, konstruksi berbasis alat dan readymix.

Recurring income tahun lalu masih di 2% dari portofolio,” jelas Agus.

Baca Juga: Wijaya Karya (WIKA) dapat kas masuk Rp 10 triliun, bagaimana kinerja 2019?

PTPP, melalui anak perusahaannya yaitu PT PP Properti Tbk (PPRO) tengah menggenjot recurring income mencapai 15% dalam tiga hingga empat tahun ke depan. Sedangkan saat ini, porsi recurring income di PPRO mencapai 10%. Untuk meningkatkan porsi recurring income, PPRO telah menganggarkan belanja modal alias capex sekitar Rp 877 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk membangun proyek landed house dan student apartement.

Selain itu, PTPP juga akan meningkatkan recurring income dengan membentuk perusahaan patungan bernama PT Pembangunan Perumahan Tirta Riau dengan menyetorkan modal Rp 1,25 miliar atau setara kepemilikan modal 10%. Perusahaan patungan ini bergerak dalam bidang pengelolaan air, konstruksi bangunan sipil dan perdagangan besar bukan mobil dan sepeda motor.

Baca Juga: Incar Dana IPO Rp 2 Triliun, WIKA Bakal Dongkrak Bisnis Anak Usaha

Sementara perusahaan lain berusaha meningkatkan porsi recurring income, PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) justru belum memiliki rencana untuk meningkatkan. Tahun ini, perusahaan belum memiliki proyek baru untuk meningkatkan porsi recurring income.

Adapun, porsi recurring income adalah sekitar 0,8% dari pendapatan di kuartal III-2019, meningkat dari kuartal III-2018 yang sebesar 0,46%. “Sejauh ini recurring income hanya dari sewa property dan sewa peralatan,” jelas dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×