Reporter: Rashif Usman | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten kertas tampaknya bakal lebih cerah hingga akhir tahun 2024. Hal ini didorong oleh sejumlah sentimen, mulai dari peningkatan harga produk kertas hingga fluktuasi kurs rupiah yang stabil.
Senior Vice President, Head of Retail, Product Research & Distribution Division HPAM Reza Fahmi Riawan memproyeksikan kinerja emiten kerta untuk tahun 2024 cukup positif dengan adanya ekspansi kapasitas produksi dan diversifikasi produk, meskipun pada tahun 2023 kinerjanya menurun.
Namun, Reza melihat secara keseluruhan kinerja saham emiten kertas seperti Indah Kiat Pulp & Paper (INKP) dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) cenderung sejalan dengan hasil kinerja keuangannya.
"Selain itu, industrinya juga memiliki outlook yang positif," ujar Reza kepada Kontan, Selasa (13/8).
Reza menilai outlook yang positif tersebut dipicu oleh faktor-faktor seperti peningkatan harga produk kertas, kenaikan permintaan dari e-commerce berupa kertas dan karton, meningkatnya permintaan terhadap produk ramah lingkungan, serta penguatan ekspor pasar dengan pertumbuhan tinggi terutama di Asia dan Afrika.
Baca Juga: Tjiwi Kimia (TKIM) Kantongi Laba Bersih US$ 215,22 Juta pada Semester I-2024
Dirinya juga menyinggung bahwa secara umum kinerja emiten kertas di semester I 2024 menunjukkan perbaikan dibandingkan tahun sebelumnya. Ia menerangkan emiten seperti INKP dan TKIM mengalami peningkatan permintaan baik dari pasar domestik maupun internasional.
Sementara itu, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer memperkirakan prospek emiten kertas di semester kedua tahun ini masih cukup menarik karena didorong oleh kenaikan permintaan dari produk kertas itu sendiri.
Selain itu dirinya juga melihat emiten kertas akan terdampak fluktuasi harga komoditas seperti pulp dan kertas yang dipengaruhi oleh permintaan global, serta kondisi geopolitik.
"Di sisi lain itu, kebijakan moneter seperti suku bunga dan nilai tukar juga berpotensi mempengaruhi biaya modal dan daya saing ekspor," kata Miftahul kepada Kontan, Selasa (13/8).
Miftahul menjelaskan bahwa kinerja emiten kertas yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang semester pertama tahun ini masih mencatatkan kinerja yang cukup impresif, lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya khususnya di emiten kertas besar seperti INKP dan TKIM.
"Kinerja ini sejalan dengan kenaikan pulp global, selain itu volatilitas nilai tukar rupiah juga tampaknya berdampak cukup positif bagi para emiten kertas besar domestik," ujarnya.
Sampai saat ini kinerja harga saham di INKP dan TKIM masih tergolong dalam fase bearish meski jika dibandingkan dengan harga sahamnya di periode yang sama tahun lalu, harga kedua emiten tersebut di awal tahun ini masih terbilang lebih tinggi.
"Penurunan saham kedua emiten ini di kala kinerja yang lebih baik, kami kira salah satu dikarenakan market (JCI) yang masih tergolong cukup volatile. Selain itu ketidakpastian geopolitik global juga turut berdampak pada pergerakan saham-saham di market," terangnya.
Miftahul merekomendasikan trading buy untuk saham TKIM dengan target harga Rp 7.700 per saham. Selain itu, dirinya juga merekomendasikan trading buy untuk saham INKP dengan target harga Rp 8.375 per saham.
Melansir laporan keuangan, INKP mencatatkan laba bersih mencapai US$ 278,76 juta pada semester I-2024. Laba tersebut naik tipis 3,18% year on year (yoy) bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 268,52 juta.
Sementara itu, TKIM mencatatkan laba bersih mencapai US$ 215,22 juta pada semester I-2024. Angka ini melonjak 234,04% yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu mencapai US$ 64,42 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News