kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Emiten kabel memacu kinerja di sisa tahun ini


Kamis, 02 September 2021 / 17:22 WIB
Emiten kabel memacu kinerja di sisa tahun ini
ILUSTRASI. Sejumlah pekerja menarik Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM) 20 KV untuk proyek kelistrikan sirkuit MotoGP di The Mandalika, Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Rabu (30/6/2021).


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini menjadi tahun pemulihan bagi sejumlah emiten produsen kabel. Sejumlah emiten kabel memasang mode optimistis dan menyiapkan strategi hingga tutup tahun.

PT KMI Wire and Cable Tbk (KBLI) memasang target optimistis baik dari sisi penjualan maupun laba bersih. Mengutip hasil paparan publik di laman Bursa Efek Indonesia, Rabu (1/9), manajemen KBLI memperkirakan penjualan akan meningkat sekitar 59% di tahun ini, dari semula Rp 1,96 triliun pada tahun 2020 menjadi sebesar Rp 3,13 triliun. Peningkatan penjualan tersebut terutama disumbang oleh penjualan ke sektor non swasta yang dianggarkan bakal meningkat sebesar 126%.

Laba kotor tahun 2021 diestimasi akan meningkat 217%, dari semula Rp 88 miliar pada tahun 2020 menjadi sebesar Rp 279 miliar pada 2021. Peningkatan ini disebabkan estimasi membaiknya order dari sektor non-swasta dan membaiknya kondisi ekonomi tahun 2021.

Dari sisi bottom line, KBLI memproyeksikan laba bersih akan meningkat sebesar 276% menjadi Ro 130 miliar, dari semula megalami rugi bersih sebesar Rp 74 miliar pada tahun 2020.

Baca Juga: Pengamat menilai bisnis menara telekomunikasi masih menjanjikan, ini alasannya

Peningkatan laba bersih ini disebabkan oleh meningkatnya laba kotor dan penurunan kerugian kurs. Pada tahun 2020, kurs mata uang asing mencatatkan kerugian sebesar Rp 6 miliar, sementara untuk anggaran tahun 2021 rugi selisih kurs diestimasikan hanya sebesar Rp 1 miliar.

KBLI juga telah mempersiapkan sejumlah rencana tahun ini, antara lain melakukan inovasi dan penelitian untuk pengembangan produk dan pasar baru serta terus aktif dalam pengembangan produk ACCC dalam rangka mempertahankan eksistensi dan dominasi di sektor ini.

“Melakukan investasi dan modernisasi mesin mesin agar lebih efisien sehingga menjadi lebih kompetitif serta terus mencari pasar-pasar dan negara-negara baru untuk tujuan ekspor,” ungkap KBLI.

Baca Juga: Kemenperin: Ada 3.404 produk peralatan kelistrikan yang sudah bersertifikat TKDN

Direktur PT Kabelindo Murni Tbk (KBLM) Petrus Nugroho meyakini, pasar kabel akan bergairah di sisa tahun ini. “Prospek ke depan masih menjajikan walaupun dari sektor Perusahaan Listrik Negara (PLN) cukup terbatas karena penundaan tender dan prioritas pemerintah,” terang Petrus kepada Kontan.co.id, Kamis (2/9).

Tahun ini, KBLM menargetkan meraup pendapatan Rp 1,5 triliun dengan laba bersih Rp 57 miliar. Proyeksi ini naik dari capaian pendapatan dan laba bersih KBLM pada tahun lalu masing-masing sebesar Rp 883,82 miliar dan Rp 6,56 miliar.

Di tahun ini, KBLM akan lebih memaksimalkan distributor di proyek-proyek swasta, dan pengembangan distributor di luar pulau Jawa. ”Dengan harapan penjualan ke PLN mulai tumbuh,” sambung Petrus.

Baca Juga: Di kuartal III, kinerja KMI Wire and Cable (KBLI) masih tertekan

Melansir laporan keuangan per semester pertama 2021, KBLM membukukan pendapatan senilai Rp 607,28 miliar, atau naik 37,64% dari pendapatan di periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 441,19 miliar. Petrus menyebut, kenaikan pendapatan ini berasal dari kontribusi sektor swasta yang juga meningkat secara kuantitas.

Secara rinci, pendapatan KBLM didominasi oleh penjualan terhadap PT Modasukma Sukses Makmur senilai Rp 204,66 miliar atau 33,70% dari total pendapatan. Disusul penjualan kepada PT Cakra Lima senilai Rp 177,92 miliar (29,30%) dan PT Sumberdaya Sinar Baru senilai Rp 137,87 miliar (22,70%). 

Baca Juga: Pilih efisiensi, Kabelindo Murni (KBLM) pasang target mini di 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×