Reporter: Rashif Usman | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten kertas milik grup Sinarmas yakni PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) membukukan kinerja laba yang positif di sepanjang tahun 2024.
Tercatat laba bersih INKP naik 3,12% secara tahunan alias year on year (yoy), dari tahun 2023 sebesar US$ 411 juta menjadi US$ 424,3 juta di tahun lalu.
Sementara, TKIM melaporkan laba sebesar US$ 297,13 juta di tahun 2024, meningkat 72,73% dari periode yang sama tahun sebelumnya US$ 172,01 juta.
Kendati laba perusahaan meningkat, kinerja penjualan dari kedua emiten tersebut justru kompak turun.
Baca Juga: Emiten Kertas Grup Sinarmas, Indah Kiat (INKP) Menutup 3 Anak Usaha, Ada Apa?
INKP membukukan penjualan sebesar US$ 3,19 miliar di tahun 2024. Perolehan itu menurun 8,14% year on year (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya sebesar US$ 3,47 miliar.
Adapun penjualan TKIM tercatat mencapai US$ 985,14 juta di tahun 2024. Perolehan itu menurun 8,25% dari periode tahun 2023 sebesar US$ 1,07 miliar.
Prospek dan Rekomendasi Saham
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo, menjelaskan bahwa kenaikan laba bersih yang dicatatkan oleh INKP dan TKIM disebabkan oleh penurunan beban pokok penjualan (COGS).
Selain itu, adanya peningkatan pada pendapatan lain-lain turut berkontribusi positif terhadap perolehan laba bersih kedua emiten tersebut.
Namun, dari sisi prospek ke depan, kebijakan tarif yang diterapkan oleh pemerintahan Trump berpotensi menambah beban biaya bagi INKP dan TKIM.
Di sisi lain, keduanya juga menghadapi risiko nilai tukar, mengingat sebagian utangnya dalam denominasi dolar AS, yang dapat meningkatkan biaya pendanaan.
"Apabila penjualan terus mengalami penurunan sementara beban terus meningkat, hal ini dapat menekan kinerja laba bersih," kata Azis kepada Kontan, Selasa (8/4).
Sementara itu, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta Utama menilai bahwa penurunan kinerja penjualan kedua emiten ini disebabkan oleh melemahnya permintaan, baik di pasar domestik maupun global.
Baca Juga: Simak Kinerja Emiten Grup Sinarmas dan Prospeknya di Tahun 2025
Dari sisi domestik, tekanan berasal dari daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih, sementara secara global, perlambatan pertumbuhan ekonomi menjadi faktor utama.
Kondisi ini berdampak langsung pada kinerja ekspor yang juga cenderung lesu, terlebih harga kertas dunia saat ini berada dalam tren yang kurang baik.
"Di sisi lain, tren digitalisasi yang kian masif turut menjadi tantangan tersendiri karena berdampak pada menurunnya permintaan kertas," ucap Nafan kepada Kontan, Selasa (8/4).
Namun demikian, selama kedua emiten mampu menjaga efisiensi operasional dengan baik terutama dalam menekan biaya operasional dan beban pokok penjualan (COGS), maka potensi kenaikan laba bersih masih terbuka.
Untuk saat ini, saham INKP dan TKIM berada dalam tren penurunan atau downtrend, sehingga Nafan menyarankan untuk bersikap wait and see terlebih dahulu.
Senada, Azis juga saat ini lebih menyarankan untuk wait and see terlebih dahulu mengingat risiko yang masih bisa mempengaruhi pergerakan saham INKP dan TKIM.
Selanjutnya: Kabar Bahagia! Pengemudi Mitra GoTo Berpeluang Dapat Kuota 2.000 Rumah Subsidi
Menarik Dibaca: Perusahaan Berlomba Adopsi PC AI, AMD Beberkan Alasannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News