Reporter: Rashif Usman | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Duo emiten grup Salim yakni PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) bakal membagikan dividen tunai kepada para pemegang sahamnya. Keputusan pembagian dividen ini telah mengantongi restu para pemegang saham dalam agenda Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diselenggarakan pada Jumat 20 Juni 2025.
INDF memutuskan untuk membagikan dividen tunai kepada para pemegang sahamnya sebesar Rp 2,45 triliun atau sebesar Rp 280 per saham untuk periode tahun buku 2024.Dividen ini berasal dari laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 8,64 triliun di tahun 2024.
Dengan demikian, rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) INDF tahun ini mencapai sekitar 28,44% dari total laba bersih tahun 2024. Jika mengacu pada harga saham INDF per Jumat (20/6) sebesar Rp 8.050 per saham, maka potensi yield dividen INDF mencapai sekitar 3,48%.
Baca Juga: Bagi Dividen Rp 28,52 Miliar, Ini Rekomendasi Saham Caturkarda Depo Bangunan (DEPO)
Sementara itu, ICBP memutuskan membagikan dividen tunai kepada para pemegang sahamnya sebesar Rp 2,91 triliun atau Rp 250 per saham untuk periode tahun buku 2024. Dividen ini berasal dari laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 7,07 triliun di tahun 2024. Rasio pembayaran dividen ICBP tahun ini mencapai sekitar 41% dari total laba bersih tahun 2024
Apabila mengacu pada harga saham ICBP per penutupan perdagangan Jumat (20/6) senilai Rp 10.425 per saham, maka potensi yield dividen ICBP mencapai sekitar 2,4%.
Direktur Utama dan Chief Executive Officer Indofood Anthoni Salim menyampaikan apresiasi kepada seluruh pemangku kepentingan atas kepercayaan dan dukungan yang diberikan kepada Indofood.
"Kami akan terus fokus dalam menghasilkan pertumbuhan secara organik, serta menjaga keseimbangan pangsa pasar dengan profitabilitas dan neraca yang sehat," kata Anthoni dalam keterangan resminya, Jumat (20/6).
Analis Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI), Muhamad Wafi menilai bahwa yield dividen yang dibagikan oleh INDF dan ICBP tersebut tergolong dalam level rata-rata, berada di kisaran 2%–4%. Oleh karena itu, harga saham kemungkinan akan cenderung stabil dan minim potensi koreksi saat memasuki tanggal ex-dividen.
"Untuk strategi trading jangka pendek, dividen ini kemungkinan belum cukup menjadi katalis positif," kata Wafi kepada Kontan, Jumat (20/6).
Selain itu, Wafi juga menyampaikan bahwa potensi kenaikan harga menjelang cum date juga diperkirakan terbatas, mengingat tingkat yield yang masih ada di level rata-rata.
Prospek dan Rekomendasi Saham ICBP dan INDF
Dari sisi prospek, Wafi berpandangan bahwa kinerja ICBP dan INDF pada tahun ini cenderung stagnan. Hal ini dipengaruhi oleh tekanan pada daya beli masyarakat, serta tren kenaikan harga komoditas dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Menurutnya, strategi yang dapat ditempuh kedua emiten ini adalah fokus pada efisiensi operasional dan peningkatan kontribusi penjualan ekspor. "Namun demikian, dengan perkembangan geopolitik yang baru terjadi beberapa waktu belakangan dikhawatirkan juga mengganggu aktivitas ekspor," tambah Wafi.
Di sisi lain, Wafi menyebutkan bahwa perusahaan juga bisa memperkuat kontribusi dari lini bisnis kelapa sawit serta mengoptimalkan segmen hilir untuk menjaga kinerja tetap solid.
Wafi merekomendasikan untuk trading buy saham ICBP dengan target harga Rp 12.000 per saham dan INDF pada level target harga Rp 8.200 per saham.
Sementara itu, Equity Analyst OCBC Sekuritas, Jessica Leonardy menyoroti bahwa kinerja ICBP akan mencatatkan pertumbuhan di seluruh segmen utamanya pada 2025. Segmen mi instan tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan dengan kontribusi lebih dari 70% terhadap total pendapatan, didorong oleh peningkatan volume penjualan baik di pasar domestik maupun pasar ekspor.
"Untuk segmen mie, kami mempertahankan proyeksi pertumbuhan pendapatan sebesar 8% YoY sepanjang tahun ini, dengan dukungan kekuatan merek yang solid," ucap Jessica dalam risetnya, beberapa waktu lalu.
Di pasar internasional, lanjut Jessica, momentum penjualan yang kuat diperkirakan akan terus berlanjut, terutama dari kawasan Asia lainnya, serta Timur Tengah dan Afrika. Ia memproyeksikan penjualan dari kawasan Timur Tengah dan Afrika akan tumbuh sebesar 7% YoY, mencapai Rp18,6 triliun pada 2025 dan menyumbang sekitar 24% dari total pendapatan.
Disisi lain, emiten yang tergabung dalam grup Salim lainnya yakni PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) telah membagikan dividen senilai Rp 450 miliar atau Rp 79,44 per saham. Dividen ini telah disalurkan pada 28 April 2025.
Sementara, perusahaan ritel milik grup Salim yakni PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) baru akan melaksanakan RUPST pada 25 Juni mendatang, dengan empat agenda utama yakni persetujuan laporan tahunan, penetapan penggunaan laba bersih untuk tahun buku 2024, penunjukkan akunan publik dan/atau kantor akuntan publik serta penetapan besaran gaji dan tunjangan bagi direksi dan honorarium dewan komisaris.
Baca Juga: Cermati Rekomendasi Teknikal Mirae Sekuritas Saham BRPT, VALE, MBMA, Jumat (20/6)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News