Reporter: Rashif Usman | Editor: Noverius Laoli
Di sisi lain, PRDA mengambil langkah strategis memasuki sektor bioteknologi dan regenerative medicine melalui akuisisi ProSTEM.
Meskipun kontribusi jangka pendeknya mungkin belum besar, tetapi langkah ini membuka potensi pertumbuhan baru seiring berkembangnya pasar biotek di Indonesia dan regional.
Terkait potensi dampak ke top line dan bottom line, akuisisi pada dasarnya memang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan keduanya. Jika aset yang diakuisisi telah beroperasi dan menghasilkan laba, maka akuisisi dapat langsung meningkatkan pendapatan dan laba bersih konsolidasian.
Baca Juga: Cermati Rekomendasi Saham Mitra Keluarga Karyasehat (MIKA) yang Ngebut Ekspansi
Namun, kuncinya ada pada efektivitas integrasi. Sebagai contoh, MEDC berpeluang langsung mencatatkan tambahan pendapatan dari produksi blok baru.
Sementara PRDA mungkin belum mencatat peningkatan laba signifikan dalam waktu dekat, tetapi secara valuasi jangka panjang bisa sangat menjanjikan, terutama bila inovasi dan pengembangan bisnis bioteknologi terus tumbuh.
Rekomendasi Saham
Dari sisi rekomendasi, Ekky berpendapat MEDC layak dipertimbangkan dengan strategi buy on weakness di area Rp 1.100-Rp 1.200 dengan target jangka menengah di kisaran Rp 1.500–Rp 1.600, seiring ekspektasi meningkatnya produksi migas.
Sementara, PRDA dapat diakumulasi oleh investor jangka panjang yang memiliki keyakinan pada sektor kesehatan modern dan bioteknologi, dengan target kembali ke Rp 3.400-Rp 3.500.
Baca Juga: Cermati Rekomendasi Saham Pilihan di Sektor Kesehatan yang Tahan Banting
Adapun Wafi merekomendasikan untuk melirik saham MEDC, TPIA, PRDA dan BOLT di harga masing-masing Rp 1.500, Rp 10.500, Rp 3.000 dan Rp 1.400 per saham.
Selanjutnya: Bahlil: Kementerian ESDM Buka Peluang Ubah RKAB Mineral dan Batubara Jadi Tahunan
Menarik Dibaca: Ini 5 Alasan Kenapa Kamu Perlu Proteksi Kehidupan Sejak Dini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News