Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) akan jalin kerja sama dengan New York Stock Exchange (NYSE) guna meningkatkan likuiditas dan memperkenalkan emiten domestik ke mancanegara. Namun beberapa emiten mengaku belum tertarik untuk melakukan dual listing.
Contohnya, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang mengaku pihaknya tidak berminat untuk dual listing. BBCA memilih untuk tidak mendua hati ke bursa saham negara lain.
Presiden Direktur BBCAÂ Jahja Setiaatmadja mengaku persyaratan yang ketat menjadi kendalanya. "Saya pernah pelajari mendalam untuk dual listing di New York. Minta ampun ketatnya persyaratannya. Jadi, saya tidak terlalu berminat," kata Jahja kepada KONTAN, Kamis (22/9).
Tak hanya BBCA, PT Astra International Tbk (ASII) juga tidak berminat untuk melakukan dual listing. Investor Relations ASII Tira Ardianti mengatakan, sementara ini ASII tidak ada pemikiran sama sekali untuk dual listing. Pasalnya, ASII sendiri tidak ada kebutuhan dana yang bisa dipenuhi secara efisien dengan dual listing.
"Untuk dual listing, harus diperhatikan benefitnya. Kalau tidak ada kebutuhan maka tidak perlu melakukan dual listing," katanya.
Sementara itu, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) sebagai emiten yang telah listed di NYSE sejak 21 tahun yang lalu berpendapat bahwa manfaat dari dual listing lebih banyak ketimbang cost-nya. Pasalnya TLKM menginginkan kepercayaan investor bukan hanya di Indonesia tapi juga di mancanegara.
"NYSE kami anggap sebagai barometer bursa efek dunia. Aturan US SEC cukup ketat sehingga membantu kita menjaga good governance perusahaan," ujar Vice President Corporate Communication PT Telekomunikasi Indonesia Arief Prabowo.