Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Dupla Kartini
Tapi, GIAA saya tidak rekomendasi, ini masih rugi dan masih ada potensi kerugian, tegas Kevin. Alfred pun mengungkapkan tak yakin dengan perbaikan kinerja GIAA di akhir tahun ini.
Alfred mencermati korelasi antara harga bahan bakar pesawat dan kinerja GIAA. Biaya penggunaan avtur berkontribusi hingga 70% terhadap operasional GIAA. Ketika harga avtur turun, GIAA justru masih merugi. Ini yang membingungkan, jadi kita tidak begitu yakin melihat kinerja GIAA, tutur Alfred.
Sekretaris Perusahaan ANTM Aprilandi H. Setia menyatakan, kenaikan harga emas merupakan hal positif bagi bisnis perusahaan. Pada kuartal I-2017, penjualan emas dan produk logam mulia berkontribusi besar, yakni 74% dari total pendapatan ANTM. Diharapkan kenaikan harga berkorelasi positif terhadap peningkatan pendapatan ke depan, tutur Aprilandi, Jumat (15/9).
ANTM menerapkan sejumlah strategi untuk mengerek pendapatan dari emas. Salah satunya inovasi produk logam mulia seperti meluncurkan varian emas motif batik, pengembangan produk perhiasan serta jasa depositori brankas logam mulia.
Untuk memperluas jangkauan pemasaran di pasar domestik, ANTM menggandeng PT Pos Indonesia untuk memasarkan produk emas logam mulia di 205 kantor pos di seluruh Indonesia. Terkait penjualan emas ke luar negeri, ANTM mengembangkan pasar ekspor, terutama ke kawasan ASEAN dan Asia Timur.
Sementara itu, GIAA di pengujung tahun ini masih akan menambah 10 rute baru penerbangan domestik. Pada Jumat (15/9) lalu, GIAA mengoperasikan rute Manado-Luwuk, yang menggunakan pesawat jenis Bombardier CRJ 1000 NextGen.
Beberapa rute lainnya adalah Ujung Pandang-Makassar, Ujung Pandang-Medan, Ujung Pandang- Kupang, Ujung Pandang-Palopo, dan Palu-Luwu. Seiring peningkatan utilitas pesawat, tentu revenue kami akan naik, ujar VP Corporate CommunicationGIAA Ikhsan Rosan, pekan lalu. GIAA juga masih terus melakukan efisiensi, dengan nilai efisiensi hingga US$ 100 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News