kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Emiten BUMN di Tengah Sentimen Pilpres, Dividen dan Utang, Cermati Saham Berikut Ini


Senin, 08 Januari 2024 / 22:32 WIB
Emiten BUMN di Tengah Sentimen Pilpres, Dividen dan Utang, Cermati Saham Berikut Ini
ILUSTRASI. Foto montase pergerakan harga saham pada layar digital di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta (4/1/2024) . KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham perusahaan plat merah yang tergabung dalam Indeks BUMN20 (IDX BUMN20) berada di jalur hijau, dengan mencetak kenaikan 3,34% sepanjang tahun 2023.

Memasuki tahun 2024, IDX BUMN20 masih melaju positif, naik 1,06% hingga Senin (8/1).

Head of Research Mega Capital Sekuritas (InvestasiKu) Cheril Tanuwijaya melihat, prospek IDX BUMN20 bakal terpapar oleh antisipasi pelaku pasar terhadap rilis laporan keuangan tahun buku 2023.

Kemudian, katalis berlanjut pada musim pembagian dividen yang akan membuat sejumlah saham BUMN semakin menarik.

Baca Juga: Wall Street Dibuka Beragam (8/1), Dow Terseret Saham Boeing karena Terkena Grounded

Namun, perlu diingat bahwa kinerja masing-masing emiten akan memengaruhi besaran dividen.

Dalam hal ini, Cheril memprediksi emiten pembagi dividen jumbo seperti PT Bukit Asam Tbk (PTBA) akan menyesuaikan dengan capaian kinerja dan katalis negatif dari harga batubara.

Meski begitu, Cheril menaksir IDX BUMN20 masih punya prospek apik, sejalan dengan proyeksi kinerja emiten perbankan.

Mengingat bobot saham bank di dalam indeks ini mencapai lebih dari 60%, yang ditopang oleh bank big caps PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).

Selain rilis laporan keuangan dan musim pembagian dividen, Pemilihan Presiden (Pilpres) turut menjadi katalis penting bagi perusahaan plat merah.

Hanya saja, Kepala Riset Praus Capital Marolop Alfred Nainggolan punya catatan yang berbeda terhadap dampak Pilpres 2024 dibandingkan pesta demokrasi sebelumnya.

Pada dua Pilpres sebelumnya, gaung percepatan pembangunan memberikan sentimen yang besar terhadap BUMN infrastruktur.

Sementara pada Pilpres kali ini, sentimennya cenderung merata dan berlaku kepada pasar secara umum ketika Pilpres berlangsung secara kondusif.

Dus, efek Pilpres cenderung tidak memberikan sentimen yang signifikan secara langsung. Alfred pun menyoroti prospek saham BUMN murni dipengaruhi oleh tiga faktor. Yakni sentimen positif pasar, sentimen sektoral dan kinerja dari masing-masing emiten.

"Dalam Pilpres tahun ini, preferensi pasar untuk Paslon tertentu tidak terlalu terlihat. Sehingga prediksi kami, yang diharapkan hanya proses berjalan kondusif. Hal ini sudah mulai terlihat dari level IHSG saat ini," ungkap Alfred.

Sehingga Alfred mengingatkan agar pelaku pasar waspada, jangan sampai masuk pada euforia (over-reaction) saat Pilpres berakhir.

Saran Alfred, berhati-hati terhadap saham big caps yang sudah menyentuh all time high, karena rawan aksi profit taking. Begitu juga untuk saham BUMN.

Baca Juga: IHSG Diprediksi Lanjut Koreksi, Selasa (9/1), Cermati Rekomendasi Para Analis Ini

Sentimen Utang BUMN

Selain sejumlah sentimen di atas, posisi utang BUMN masih akan menjadi perhatian pelaku pasar. Alfred bilang, beban utang akan menjadi isu yang signifikan memengaruhi kinerja saham BUMN. "Oleh sebab itu, keberhasilan restrukturisasi akan menjadi sentimen penting bagi harga sahamnya," kata Alfred.

Secara rasio, investor masih perlu mewaspadai BUMN Karya, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) dan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS). "Apalagi secara profitabilitas mereka masih belum sustain," imbuh Alfred.

Di antara konstituen IDX BUMN20, Cheril melihat PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) menjadi yang paling riskan.

Lantaran memiliki Debt to Equity Ratio (DER) yang besar, namun porsi cash yang kecil, bahkan kurang dari 10%. Di luar IDX BUMN20, GIAA secara permodalan masih rugi, tapi dalam perjalanan menuju profitabilitas.

"Secara kinerja sudah menunjukkan perbaikan yang signifikan baik dari sisi volume penerbangan, efisiensi dan strategi pemasaran," kata CherilĀ 

Equity Analyst & Economist KGI Sekuritas Indonesia Rovandi mengamini masalah utang masih menjadi kendala bagi sejumlah BUMN, terutama BUMN Karya seperti PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) dan WIKA. Kondisi ini membawa preseden negatif bagi saham-saham lainnya.

Baca Juga: Papan Akselerasi Beda Arah dengan IHSG, Ini Rekomendasi Saham Jika Ingin Spekulasi

Sebagai pilihan investasi, Rovandi masih menyarankan untuk hati-hati terhadap saham infrastruktur. Investor bisa melirik saham BUMN dari perbankan, tambang dan energi seperti PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Elnusa Tbk (ELSA) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Cheril ikut menjagokan saham BRIS mempertimbangkan prospek kinerja keuangan, ekspektasi dividen dan valuasi. Pilihan lainnya datang dari sektor infratruktur telekomunikasi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dan jalan tol PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR).

Cheril menyematkan rekomendasi buy untuk BRIS (target harga Rp 2.200, stoploss: Rp 1.800), TLKM (target harga Rp 4.200 dan stoploss Rp 3.700), dan JSMR (target harga Rp 5.300 dan stoploss Rp 4.500).

Sedangkan Alfred merekomendasikan TLKM (target harga Rp 4.850), BBRI (Rp 6.575), BBNI (6.475), ELSA (Rp 510), dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) dengan target harga Rp 1.600 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×