kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45891,58   -16,96   -1.87%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Emiten besar terus memupuk kapitalisasi


Jumat, 03 November 2017 / 09:27 WIB
Emiten besar terus memupuk kapitalisasi


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar saham domestik bergerak dalam tren bullish. Lihat saja, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum bosan menyentuh rekor baru. Pada Rabu (1/11), IHSG memecahkan rekor setelah ditutup di posisi 6.038,15. Sedangkan kemarin, indeks saham sempat menyentuh level tertinggi di 6.082,23, meski akhirnya ditutup melemah 0,12% ke level 6.031,11.

Tren positif IHSG otomatis mengerek harga saham dan kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Saat ini, kapitalisasi pasar BEI mencapai Rp 6.693,49 triliun. Otoritas BEI pun optimistis dalam tempo tiga bulan ke depan, kapitalisasi pasar bursa bisa menembus Rp 7.000 triliun.

Salah satu sektor yang mengerek kapitalisasi BEI adalah perbankan. Sejak awal tahun hingga kemarin atau year-to-date (ytd), indeks sektor ini telah bertumbuh sebesar 29,91%. Pencapaian itu, melampaui pertumbuhan IHSG sebesar 13,87% (ytd).

Dua emiten perbankan bahkan unjuk gigi di tingkat ASEAN. Bank Central Asia (BBCA), misalnya, memiliki kapitalisasi pasar Rp 529,47 triliun yang setara US$ 37,61 miliar. Angka ini cuma sedikit lebih rendah dari kapitalisasi DBS Bank Ltd (Singapura) yang sebesar US$ 42,77 miliar. Sedangkan Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencatatkan kapitalisasi Rp 393,47 triliun atau US$ 28,08 miliar, mengungguli kapitalisasi Malayan Banking Bhd (US$ 23,12 miliar) dan CIMB Group Sdb Bhd (13,13 miliar).

Meski demikian, harga beberapa emiten bank relatif sudah mahal. "BBCA misalnya. Bisa jadi penggerak berikutnya adalah saham perbankan lainnya," ungkap Kepala Riset OSO Sekuritas Riska Afriani kepada KONTAN, Kamis (2/11).

Riska berpendapat, kapitalisasi pasar BEI hingga akhir tahun ini masih cukup sulit menembus Rp 7.000 triliun. Sebab, potensi kenaikannya sudah terbatas. Bila ada kenaikan, justru emiten bisa overvalued. Oleh karena itu, pertumbuhan kapitalisasi pasar di sisa akhir tahun ini tidak sekencang pada awal tahun.

Aksi korporasi

Selain kinerja emiten, ada faktor lain yang turut menggelembungkan kapitalisasi pasar. Misalnya aksi rights issue emiten, serta initial public offering (IPO). Hingga kini sebanyak 28 perusahaan menggelar IPO. Otoritas BEI menargetkan 35 IPO baru di sepanjang tahun ini.

Meski demikian, menumbuhkan kepercayaan investor lokal dan asing menjadi penting dalam memupuk kapitalisasi pasar BEI. Tak sedikit pula aksi profit taking terhadap saham jumbo menyebabkan kapitalisasi pasar menyusut.

Misalnya Telekomunikasi Indonesia (TLKM). Dalam sebulan terakhir saham ini sudah terkoreksi 14%. Jika nanti TLKM menyentuh level support dan siap mendaki kembali, maka berpotensi menambah kapitalisasi pasar BEI. Kini harga TLKM berada di Rp 4.030 per saham. Bila hingga akhir tahun nanti bisa tumbuh menjadi Rp 4.500, maka ada potensi kapitalisasi pasar bertambah Rp 45 triliun. "Untuk TLKM masih akumulasi beli sampai level 4.500," ujar Riska.

Kepala Riset Paramitra Alfa Sekuritas Kevin Juido menyatakan, pertumbuhan kapitalisasi pasar tidak terlepas dari fundamental emiten yang baik. Hal tersebut antara lain akan tercermin dari laporan keuangan. "Pertumbuhan sektor perbankan sudah cukup baik dan ada potensi tahun depan bisa lebih baik lagi," kata dia.

Kevin melihat, saham BBCA masih menarik. Sebab, emiten ini menunjukkan kinerja yang cukup baik. Harga BBCA sudah naik 38,55% sejak awal tahun.

Adapun Riska merekomendasikan hold BBCA dengan target Rp 22.000 dan akumulasi buy TLKM dengan target Rp 4.500.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×