kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Emiten berhati-hati ekspansi di 2013


Senin, 03 Desember 2012 / 09:17 WIB
Emiten berhati-hati ekspansi di 2013
ILUSTRASI. KALBE Nutritionals dan Morinaga memperkenalkan Morinaga Chil*Go! rasa Original yang saat ini telah terdistribusi di pasaran.


Reporter: Cindy Silviana Sukma, Surtan PH Siahaan | Editor: Edy Can

JAKARTA. Kondisi ekonomi tahun depan agaknya masih susah diprediksi. Poros ketidakpastian ekonomi global masih berasal dari penyelesaian krisis Eropa yang berlarut dan ancaman jurang fiskal Amerika Serikat (AS).

Para emiten pun cenderung hati-hati menatap prospek bisnis tahun depan. Sinyal ini terbaca dari belanja modal alias capital expenditure (capex) tahun depan. Ada emiten yang mengerem ekspansi di tahun depan dengan memangkas target belanja modal. Ada pula emiten yang masih mengerek belanja modal.

PT Astra International Tbk (ASII) termasuk emiten yang menggunting target capex di tahun depan. Semula, Grup Astra menyiapkan capex sebesar Rp 17 triliun di tahun 2013. Kini, mereka menurunkan belanja modal menjadi Rp 15 triliun. Angka ini sama dengan target tahun ini.

Harga komoditas tambang dan kelapa sawit mentah (CPO) yang cenderung merosot dan penurunan volume penjualan alat berat, menjadi pertimbangan ASII menurunkan target belanja modal.

Selain itu, pemberlakuan ketentuan uang muka (down payment) minimal 30% untuk  pembelian kendaraan roda dua dan empat juga menambah berat laju kinerja Astra.

Direktur Utama Astra International, Prijono Sugiarto bilang, sektor non otomotif masih terganjal kekhawatiran krisis ekonomi global yang perlahan akan menyurutkan pasar ekonomi di Indonesia.

Ia mencontohkan, dampak penurunan harga komoditi batubara pada tahun ini, masih akan dirasakan hingga 2013. Selain itu, harga ekspor minyak kelapa sawit (CPO) yang belum juga beranjak dari US$ 840 - US$ 850 per ton.

Belanja modal PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) tahun depan bahkan lebih rendah dari tahun ini. Di 2013, ANTM hanya menyiapkan capex sekitar Rp 4 triliun, sedangkan tahun ini Rp 5,8 triliun.

Meski ekonomi tak menentu, toh ada pula emiten yang tetap menggenjot ekspansi dengan mengerek belanja modal. PT Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA), misalnya, menyiapkan belanja modal hingga Rp 2 triliun di tahun depan, naik dua kali lipat dibandingkan tahun ini (lihat tabel).

Katarina Setiawan, Kepala Riset Kim Eng Securities Indonesia dalam risetnya mengungkapkan, tahun 2013 menjadi tahun yang menantang karena prospek pertumbuhan global masih lemah dan  pasar keuangan bergejolak. Eropa masih berkutat dengan resesi kedua, sementara kondisi ekonomi AS tak sesuai harapan. Di saat yang sama, ekonomi China terus melambat.

Dalam kondisi tak menentu itu, Kepala Riset Henan Putihrai, Felix Sindhunata bilang, wajar jika emiten menurunkan belanja modal di tahun depan. Terutama di industri tambang yang bakal kesulitan menggenjot produksi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×