kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.933.000   16.000   0,83%
  • USD/IDR 16.103   -114,00   -0,70%
  • IDX 7.959   65,96   0,84%
  • KOMPAS100 1.124   6,85   0,61%
  • LQ45 832   2,00   0,24%
  • ISSI 267   3,81   1,45%
  • IDX30 430   0,71   0,17%
  • IDXHIDIV20 493   0,95   0,19%
  • IDX80 125   0,40   0,32%
  • IDXV30 128   0,38   0,29%
  • IDXQ30 139   0,35   0,26%

Emiten berbondong-bondong garap tambang emas, ini kata analis


Rabu, 27 November 2019 / 08:35 WIB
Emiten berbondong-bondong garap tambang emas, ini kata analis
ILUSTRASI. Kemilau emas ternyata tidak hanya menarik emiten tambang logam untuk terus mengeduk logam mulia ini dari perut bumi.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Yudho Winarto

Tidak mau kalah, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) telah menggelontorkan US$ 25 juta capex untuk peningkatan kapasitas produksi emas dan perak di Tujuh Bukit Oxide. Kemudian, sebesar US$ 15 juta capex digunakan untuk kegiatan eksplorasi endapan porfiri emas dan tembaga di Tujuh Bukit Porphyry.

Baca Juga: Keraguan Muncul Lagi, Harga Emas Hari Ini Mulai Menjauh dari Level Terendah

Sebenarnya, masih terdapat beberapa emiten lain yang kini terjun ke bisnis tambang emas, sebut saja PT Wilton Makmur Indonesia Tbk (SQMI) dan PT United Tractors Tbk (UNTR).

Presiden Direktur CSA Institute Aria Santoso menilai, fenomena ini tidak lepas dari daya tarik emas sebagai komoditas yang dianggap bernilai tinggi.

Walaupun pertambangan emas membutuhkan waktu yang cukup panjang setidaknya sampai menghasilkan pendapatan yang memadai, tetapi proyeksi pengembalian investasi dari hasil usaha tambang emas biasanya akan lebih singkat dibandingkan komoditas lainnya.

Sementara itu, ia menilai sentimen jangka pendek yang mengasumsikan bahwa emas adalah safe haven bukanlah alasan utama kenapa banyak emiten yang kini berkecimpung di dunia tambang emas.

Baca Juga: Harga lesu, emiten batubara puasa akuisisi tambang tahun ini

"Sentimen jangka pendek bahwa emas adalah safe haven ketika ada guncangan di industri keuangan bukan sebagai pemacu (trigger) utama para emiten untuk masuk dalam usaha pertambangan emas," terang Aria kepada Kontan.co.id, Selasa (26/11).




TERBARU

[X]
×