kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.956.000   25.000   1,29%
  • USD/IDR 16.555   -90,00   -0,55%
  • IDX 6.926   28,03   0,41%
  • KOMPAS100 1.005   3,86   0,39%
  • LQ45 777   2,30   0,30%
  • ISSI 221   0,99   0,45%
  • IDX30 403   1,61   0,40%
  • IDXHIDIV20 475   0,87   0,18%
  • IDX80 113   0,26   0,23%
  • IDXV30 115   0,38   0,33%
  • IDXQ30 131   -0,13   -0,10%

Emiten Batubara Banyak Menempati Top Losers Dalam Sepekan, Begini Kata Analis


Kamis, 09 Juni 2022 / 20:28 WIB
Emiten Batubara Banyak Menempati Top Losers Dalam Sepekan, Begini Kata Analis
ILUSTRASI. Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/pras.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor komoditas menjadi yang paling banyak mengisi daftar top losers selama sepekan ini. Saham-saham tersebut, antara lain PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT MNC Energy Investment Tbk (IATA), PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Vale Indonesia Tbk (VALE).

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menilai hal tersebut terjadi salah satunya karena rotasi sektor. Menurutnya, pergerakan saham batubara sudah eksis sejak awal tahun.

Nico berpandangan, sektor yang membaik saat ini adalah consumer noncyclical, industrial, financial, dan basic material. 

"Sehingga ada kemungkinan pelaku pasar dan investor masuk ke sana yang mana selain keuntungan, tentu saja fundamental dan potensi yang menarik di masa yang akan datang," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (9/6).

Dia juga menjelaskan bahwa penurunan harga saham pada emiten batubara dipicu konflik Rusia-Ukraina. Hal ini semakin mendorong sektor komoditas menjadi perhatian tatkala pasokan tidak mampu mengikuti permintaan. Namun demikian, berangsur-angsur permintaan mau tidak mau akan menyesuaikan pasokan.

Baca Juga: Gunung Raja Paksi (GGRP) Gelontorkan Rp 1 Triliun Bangun Pabrik Baja Baru

"Hal ini yang kami lihat bahwa batubara juga mulai berada di titik nyamannya yang baru sebelum ada sentimen lain yang mampu mendorong harga batubara mengalami kenaikan," jelasnya.

Menilik Bloomberg, harga batubara di awal Juni ini mulai stabil di kisaran US$ 300 per ton. Padahal, akhir bulan Mei kemarin harga batubara masih sempat menyentuh kisaran US$ 400 per ton.

Analis RHB Sekuritas Indoensia Fauzan Luthfi Djamal menilai pelemahan harga saham emiten batubara paling besar berasal dari fluktuasi harga. Bahkan, pihaknya mengestimasi rata-rata harga batubara Newcastle sepanjang 2022 ini sebesar US$ 250 per ton yang mana juga mempertimbangkan tahun 2021 bisa dikatakan sebagai high base.

"Kami konservatif karena lebih rendah dari rata-rata year to date lantaran masih ada risiko seasonal setelah puncak musim panas, sehingga harga bisa normalize sedikit," katanya.

Fauzan juga sepakat, suplai batubara agak tertahan karena faktor cuaca sepanjang tahun ini. Padahal, permintaan masih tinggi. Ia memproyeksikan semester II suplai bisa lebih banjir yang juga mengakibatkan harga bisa turun.

Walau demikian, untuk prospeknya saham-saham tersebut dinilai masih baik. RHB Sekuritas memproyeksikan laba bersih secara sektor masih bisa tumbuh 40% yoy.

Nico juga menilai prospeknya masih baik, mengingat situasi dan kondisi global yang masih panas membara. Menurutnya, saham emiten batubara masih akan membara dalam beberapa bulan mendatang.

Baca Juga: World Bank Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI

"Selama invasi Rusia dan Ukraina masih berlangsung, tentu komoditas dan energi akan selalu menjadi perhatian bersama. Namun ingat, perhatikan antara sentimen dengan pergerakan pasar karena pergerakan komoditas selalu dipengaruhi oleh sentimen," imbuhnya.

Dengan demikian, Nico menyarankan untuk sektor batubara sebaiknya trading untuk jangka pendek. 

Sementara Fauzan memasang rekomendasi trading buy untuk PTBA dengan target harga Rp 5.050, ADRO dengan target harga Rp 4.400, ITMG Rp 45.300. Kemudian, buy untuk UNTR dengan target harga Rp 34.700 dan INCO dengan target harga Rp 9.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×