Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi
Mengutip laporan keuangan KINO di kuartal I 2020, KINO mencatatkan biaya iklan dan promosi hingga Rp 224,73 miliar. Jumlah itu meningkat 16,33% year on year (yoy) dari Rp 193,19 miliar.
Adapun biaya tersebut berkontribusi hingga 60,35% terhadap total beban penjualan KINO yang tercatat Rp 372,39 miliar di kuartal I 2020.
Baca Juga: Produk minuman kesehatan topang kinerja Sido Muncul (SIDO) di semester I 2020
KINO melihat penurunan biaya iklan dan promosi bisa berdampak pada penurunan penjualan, sehingga pihaknya akan melakukan perhitungan terlebih dahulu jika memang biaya tersebut akan dipangkas.
"Kami selalu berusaha agar biaya yang kami keluarkan akan dapat berdampak positif terhadap penjualan," imbuh Budi.
Ke depan, Budi masih akan memastikan agar biaya yang dikeluarkan tepat sasaran dan mampu meningkatkan penjualan serta loyalitas konsumen.
Sekadar informasi, biaya iklan di emiten barang konsumen seperti PT Mayora Indah Tbk (MYOR) juga menjadi salah satu biaya yang besar di samping bahan baku.
Mengutip riset dari Fitch Ratings Indonesia, Selasa (21/7), biaya iklan mencapai 16% dari total beban pokok penjualan dan biaya operasional.
Dalam risetnya juga dijelaskan, apabila MYOR mampu melakukan efisiensi biaya, ke depan margin EBITDA Mayora berpotensi pulih. Fitch Ratings Indonesia memperkirakan margin EBITDA Mayora akan pulih menjadi 14% hingga 15% pada 2021 dan 2022. Adapun secara sementara margin EBITDA Mayora akan turun di bawah 14% di tahun 2020 ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News