Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pendemi Covid-19, emiten barang konsumen memang cenderung defensif. Meski begitu, beberapa emiten sektor barang konsumen tetap melakukan efisiensi agar bisa bertahan menghadapi pandemi.
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk misalnya, emiten berkode SIDO itu memangkas biaya iklan dan promosi dalam rangka efisiensi operating expenditure (opex).
"Akun biaya iklan dan promosi, karena merupakan salah satu komponen biaya yang terbesar di laporan keuangan Sido Muncul," jelas Direktur Keuangan Sido Muncul Leonard kepada Kontan.co.id, Selasa (21/7).
Baca Juga: IHSG ramai sentimen hingga akhir tahun, investor bisa cicil beli saham sektor ini
Asal tahu saja, penayangan iklan TV pada bulan Juni 2020 lebih sedikit dibanding Desember 2019. Ini menyebabkan beban akrual SIDO di semester I-2020 mengalami penurunan menjadi Rp 50,06 miliar dari Rp 119,18 miliar dari akhir tahun 2019.
Adapun biaya promosi dan iklan berkontribusi hingga 67,84% dari total beban akrual, atau setara Rp 33,96 miliar.
Leonard menjelaskan, di sisa tahun ini SIDO akan lebih selektif dan efektif lagi dalam melakukan aktivitas iklan dan promosi. SIDO berusaha menjaga rasio iklan dan promosi terhadap penjualan di bawah 10%.
Berbeda dengan SIDO, emiten barang konsumen lainnya PT Kino Indonesia Tbk (KINO) justru tidak memangkas biaya iklan promosi.
"Biaya ini diperlukan untuk terus memperbesar market produk yang kami tawarkan," jelas Direktur KINO Budi Muljono ketika dihubungi Kontan.co.id, Rabu (22/7).